Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan tiga orang teroris yang ditangkap hari ini, Jumat (15/1), di Cirebon, Jawa Barat, berhubungan dengan Bahrun Naim. Bahrun adalah orang yang diduga mengotaki serangan di Thamrin, Jakarta, kemarin.
"Kami tengah dalami keterkaitannya. Ini kelompok masih salah satu dari kelompok Solo. Mereka ini juga berhubungan dengan BN di Suriah," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Markas Besar Polri, Jakarta.
Belum banyak informasi yang diungkap Kepolisian terkait penangkapan ini. Anton hanya mengatakan dari penangkapan tersebut ditemukan barang bukti bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan bacaan ayat suci umat Islam yang disalahgunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Cirebon, berdasarkan informasi, penangkapan juga terjadi di Bekasi, Jawa Barat dan Balikpapan, Kalimantan timur. Namun, Anton belum bisa mengungkap informasi mengenai penangkapan tersebut.
Saat ini tim Detasemen Khusus 88 Antiteror sudah disebar ke berbagai kota untuk memburu teroris yang diduga terkait dengan serangan di Thamrin. Selain itu, operasi ini juga dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pelaku yang belum tertangkap.
Di lokasi tersebut, lima orang teroris tewas ditembak aparat. Dua orang menjadi korban peristiwa ledakan dan baku tembak yang terjadi di pusat Jakarta tersebut.
Sosok Bahrun Naim disebut sebagai sosok yang ada di balik serangan teror Jakarta, Kamis (14/1). Ternyata, dia jugalah orang yang mengancam akan menggelar 'konser' besar belum lama ini.
"Iya, dia petinggi ISIS yang memberikan
warning saat itu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan.
Kata 'konser' digunakan teroris sebagai kata ganti serangan. Istilah ini baru kali ini digunakan.
Kode tersebut menyeruak ketika Polri melakukan serangkaian penangkapan teroris akhir tahun 2015. Saat itu, isu akan terjadi serangan teror sudah santer terdengar.
"Mereka ditangkap karena akan melakukan 'konser' besar sehingga jadi berita internasional. Sekarang mereka pakai istilah 'konser', bukan lagi 'pengantin'," kata Anton kala itu.
Saat itu, Anton juga mengatakan para teroris yang ditangkap dikoordinasi seorang berinisial BN. Namun, dia enggan menyebutkan apakah dia adalah Bahrun.
(rdk)