Gafatar Percaya Ahmad Musadek Bukan Majelis Ulama

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 18:38 WIB
Bekas Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful M. Tumanurung mengakui Pemimpin Al Qidayah Al Islamiyah, Ahmad Musadek, merupakan narasumber spiritual mereka.
Mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M. Tumanurung di dampingi oleh pihak YLBHI sebagai bantuan hukum kasus Gafatar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful M. Tumanurung mengakui Pemimpin Al Qidayah Al Islamiyah, Ahmad Musadek, merupakan narasumber spiritual mereka.

"Dalam perjalanan Gafatar, ada nilai spiritual yang diajarkan beliau (Ahmad Musadek). Beliau narasumber spiritual kami, sama halnya seperti orang menetapkan kiai sebagai narasumber mereka. Beliau yang kami percaya, bukan Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Mahful saat konferensi pers di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta, Selasa (26/1).

Musadek sebelumnya merupakan terpidana kasus penistaan agama. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis empat tahun penjara karena menilai Musadek telah menyebarkan ajaran sesat.

Kendati demikian, Mahful menilai Musadek tetap layak dijadikan narasumber spiritual Gafatar. "Masalah dia (Musadek) kan sudah selesai pada 2007 lalu. Enggak salah kami menunjuk beliau sebagai narasumber spiritual karena dia logis," ujar Mahful.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menegaskan Musadek bukanlah anggota ataupun simpatisan Gafatar. Musadek juga diklaim bukan sebagai pendiri atau pengurus Gafatar.

"Pendiri Gafatar terdiri dari 52 orang dan Musadek tidak termasuk di dalamnya. Anggota kami dulu sekitar 50 ribu orang. Sementara simpatisan kami jauh lebih banyak lagi," kata Mahful.

Lebih lanjut, ia pun mengklaim bahwa Gafatar dulunya bukanlah organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan. Urusan kepercayaan dan keyakinan, kata Mahful, merupakan hak tiap-tiap anggota Gafatar.

"Anggota kami dari berbagai macam latar belakang agama, namun memang mayoritas Islam. Bagi mereka yang ingin mendalami keyakinan Millah Abraham, kami ajarkan. Namun tanpa ada sedikitpun pemaksaan," katanya.

Ia menambahkan, "Kami imani Tuhan Semesta Alam bahwa semua nabi dan Tuhan adalah kebenaran universal. Millah Abraham bukan gabungan semua agama. Akar teologinya sama, yaitu Tuhan yang sama. Itu tertera jelas dalam Al-Quran."

Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan awal terbentuknya Gafatar bermula dari gerakan Al Qidayah Al Islamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Musadek.

Menurut Badrodin, Musadek kala itu mengaku sebagai manusia yang memperoleh wahyu dari Tuhan untuk membawa paham ajaran agama baru. Secara pemahaman, ajaran agama itu dinilai menyimpang lantaran bertentangan dengan ajaran agama lainnya, terutama Islam.

"Ahmad Musadek mengaku sebagai nabi baru Gafatar yang membawa paham menyimpang agama yang khususnya Islam seperti tak wajib salat, tak wajib puasa, dan lain sebagainya," kata Badrodin dalam rapat kerja dengan Komisi III di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (25/1).

Badrodin menyatakan, Majelis Ulama Indonesia dalam hal ini telah mengeluarkan fatwa bahwa kelompok yang dipimpin oleh Musadek masuk dalam kategori aliran sesat. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER