Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Inspktur Jenderal Arman Depari menyebut salah satu pria berkebangsaan Pakistan yang ditangkap di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, hari ini, merupakan salah satu pendana jaringan narkotik Afrika-Pakistan di Indonesia.
"Salah satu dari tiga orang yang kami tangkap di Tanah Abang diduga adalah orang yang ikut mendanai operasi mereka. Dia adalah pusat money laundring yang tidak hanya dialirkan ke warga Pakistan, tetapi juga warga Afrika," ujar Arman di Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (29/1).
Dia menjelaskan, dari tiga warga Pakistan itu, petugas kemudian mengarahkan sasaran kepada belasan warga Afrika yang kemudian ditangkap di beberapa lokasi di kawasan Petamburan. Dari penggeledahan awal, ditemukan puluhan stempel palsu beberapa negara, yang diduga sebagai salah satu alat pemalsu dokumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada stempel palsu dari 20 negara seperti Sierra Leone di Afrika Barat, dan juga Hong Kong. Saat ini dokumen-dokumen yang ditemukan masih dicek petugas Imigrasi," kata Arman.
Menurut Arman, penggerebekan di Tanah Abang dilakukan berdasarkan penangkapan yang dilakukan BNN di Jepara, kemarin. Melalui operasi yang menangkap satu warga Pakistan dan enam warga Indonesia itu, petugas mendapati bahwa pusat transaksi keluar-masuk uang dikendalikan dari Jakarta.
"Karena itu kami terus melakukan pengembangan di wilayah (Tanah Abang-Petamburan) ini untuk mempersempit ruang gerak mereka," kata Arman.
Pada penggerebekan di Jepara kemarin, BNN menemukan sebuah pabrik mebel yang menjadi gudang narkotik jenis sabu. Petugas menemukan ratusan unit pompa air yang didalamnya diisi ratusan kilogram sabu.
Sabu tersebut dikirim dari Guangzhou, China melalui jalur laut. Sabu diangkut kapal yang kemudian sandar di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Penyelundupan tersebut berkedok impor mesin genset.
"Sabu ini dikirim dari Cina ke Semarang dengan kapal. Sabu dimasukkan ke mesin genset kemudian dilapisi kertas karbon supaya tidak terlihat oleh mesin X-Ray," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso di gudang penyimpanan sabu tersebut, Kamis (28/1).
(rdk)