Empat PRT Dianiaya Majikan, Satu Hendak Bunuh Diri

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Feb 2016 12:33 WIB
Mereka disekap, disiram air panas. Penganiayaan paling parah menimpa Ani. Dia tiga kali mencoba bunuh diri karena frustasi. Sang majikan kini malah kabur.
Aksi tolak kekerasan terhadap pembantu rumah tangga oleh Jaringan Nasional Advokasi PRT. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Empat PRT Alami Kekerasan dan Penganiyaan oleh Kasus kekerasan dan penganiayaan terhadap pekerja rumah tangga (PRT) kembali terjadi. Kali ini, seorang pemilik rumah di kawasan Jakarta Timur bernama Meta Hassan Musdalifah (40) diketahui telah menganiaya empat PRT yang bekerja di rumahnya, yakni Ani, Erni, Musa dan Wardi.

Koordinator Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) Lita Anggraini mengungkapkan kasus ini bermula saat keempat korban yang berusia sekitar 20-an tahun, mengalami penyekapan dan diisolasi selama bekerja di rumah pelaku.

"Korban dipukul, ditendang, disiram air panas, salah sedikit, atau tidak mau melakukan perintah majikan, mendapat siksaan," kata Lita di Jakarta, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lita mengatakan, tindakan penganiyaan dan kekerasan diketahui setelah salah seorang korban, bernama Ani berhasil melarikan diri Selasa (9/2) lalu, dengan menuruni kabel antena dan memanjat pagar ketika ada kesempatan. Hal itu dilakukannya, setelah mengalami penganiyaan terakhir pada Senin (8/2).

Ani yang mendapat pertolongan dari warga setempat, dibantu melapor ke pihak kepolisian. Sementara ketiga korban lainnya, dijemput polisi ke rumah pelaku saat dilakukan penggerebekan.

Saat melapor ke kepolisian kondisi Ani pun disebut Lita penuh dengan bekas luka di sekujur tubuh, karena sering mendapat siksaan siang-malam.

Tidak hanya itu, Ani bahkan juga mengalami kekerasan seksual serta pernah dipaksa untuk memakan kotoran kucing. Akibatnya Ani dan ketiga korban lainnya, mengalami lebam, bengkak, serta luka melepuh mulai dari bagian kepala, telinga, hidung, bibir, dan beberapa bagian tubuh lainnya.

"Keempatnya ada bekas luka permanen. Termasuk pukulan dari ikat pinggang, disiram air panas dan disetrika," ujar Lita.

Berdasarkan pengakuan Ani, Lita mengatakan selama bekerja dan berada di rumah pelaku, korban bekerja dalam situasi tidak layak. Selain disekap dan diisolasi, keempatnya jarang diberi makan dan upah sejak 2007, tidak dibayarkan. Keempatnya dipekerjakan dengan iming-iming akan disekolahkan.

Staf Divisi Pelayanan Hukum Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK), Zuma mengatakan saat ditanya, keempat korban mengaku mendapat upah tetapi tidak pernah menerimanya.

"Tidak diberi upah. Katanya diberi upah tetapi disimpan majikan," kata Zuma.

Bahkan, Ani yang mengalami penganiayaan paling parah disebut Zuma, sempat mencoba tiga kali bunuh diri karena frustasi.

Saat ini, Ani masih dirawat intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk pemulihan. Sementara ketiga korban lainnya berada di rumah aman dengan pendampingan LBH APIK dan JALA PRT.

Sedangkan, menurut informasi dari pihak kepolisian, Zuma mengatakan terdapat tiga orang pelaku dalam kasus ini, yakni Metta, suaminya yang masih kabur dan supirnya bernama Ari. Kasus ini ditangani Polres Metro Jakarta Timur. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER