Bareskrim Tangkap Warga Bangladesh Penyelundup 65 Imigran

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 17 Feb 2016 13:53 WIB
Penangkapan MA adalah kelanjutan dari kasus penyelundupan manusia yang diusut Bareskrim sejak Mei 2015.
Pencari suaka di Selat Makassar, US Marine Corps/Handout
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) menangkap seorang warga Bangladesh yang diduga terlibat penyelundupan puluhan imigran ke Selandia Baru.

Kepala Subdirektorat III Tindak Pidana Umum Komisaris Besar Umar Fana, Rabu (17/2), mengatakan polisi menahan MA pada 13 Februari lalu di kawasan Bogor, Jawa Barat.

“MA sudah berada ditahanan Bareskrim Polri. Kami masih terus melakukan pendalaman serta pengembangan lebih lanjut terhadap para tersangka pelaku penyelundupan manusia ini," kata Umar dalam keterangan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penangkapan MA adalah kelanjutan dari kasus yang diusut Bareskrim sejak Mei 2015. Menurut Umar, selain MA, polisi juga pada Juli 2015 telah mengamankan tersangka lain berinisial TK, seorang warga Srilangka. Saat ini TK sudah diamankan oleh Polres Rote, Nusa Tenggara Timur.
Kasus berawal saat dua kapal pengangkut 65 imigran dengan tujuan Selandia Baru terdampar di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Umar mengatakan Bareskrim kemudian membantu Kepolisian Resor Rote mengungkap kasus tersebut. Dari hasil penyidikan diketahui ada lima buronan yang berperan sebagai pengorganisir dan penyedia kapal.

Mereka adalah TK asal Sri Lanka yang merupakan koordinator pendanaan; MA asal Bangladesh yang menjadi koordinator imigran di negaranya; S koordinator imigran dari Sri Lanka dan Myanmar; AY warga negara Indonesia yang menyediakan anak buah kapal; dan AL yang menyediakan kapal dan penentu lokasi pemberangkatan, kata Umar.

Sebelumnya diberitakan ada dugaan penyuapan dari pemerintah Australia terhadap awak kapal penyelundup imigran menyusul laporan dari Kapolres Rote, Ajun Komisaris Besar Hidayat yang mengatakan enam awak kapal mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu, atau sekitar Rp66 juta oleh pejabat Australia.

Para penyelundup diminta memutar kapal mereka sehingga mereka tidak memasuki perairan Australia.

Tuduhan penyuapan juga menguat menyusul laporan juru bicara badan pengungsi PBB, James Lynch, pekan lalu yang menyatakan bahwa staf UNHCR telah mewawancarai 65 manusia perahu "dan mereka menyatakan bahwa para awak kapal menerima pembayaran."

Pencari suaka dari Bangladesh, Myanmar dan Sri Lanka tiba di Pulau Rote pada akhir Mei setelah dicegat oleh Angkatan Laut Australia dalam perjalanan ke Selandia Baru.

Saat itu, Tony Abbott yang menjabat sebagai Perdana Menteri Australia enggan menanggapi klarifikasi pemerintah Indonesia.

Abbott hanya meminta Indonesia dan warga Australia meyakini bahwa pemerintahannya "siap melakukan apapun yang diperlukan" untuk menghentikan para penyelundup membawa ribuan pencari suaka ke Australia.
Cnnindonesia.com masih mencoba mengonfirmasi Umar untuk memastikan apakah penangkapan tersangka MA ini terkait kasus yang sama.

Koalisi konservatif Abbott menerapkan kebijakan imigrasi yang keras setelah kembali memimpin pemerintahan pada September 2013. Sejumlah upaya militer dilakukan Australia untuk mencegah imigran gelap memasuki negara itu.

Kebijakan tersebut juga meliputi pengiriman pencari suaka yang tiba di Australia ke sejumlah kamp detensi di Pulau Nauru dan Papua Nugini meski menuai kritik keras dari kelompok hak asasi. (yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER