Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal Polri hari ini, memeriksa Jaksa Kepala Subdirektorat Penyidik Tindak Pidana Korupsi Yulianto terkait kasus ancaman yang dia laporkan. Penyidik dugaan korupsi pada restitusi pajak PT. Mobile-8 periode 2007-2009 ini merasa diancam oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo.
"Saya memenuhi panggilan dari penyidik Bareskrim untuk memberikan keterangan terkait laporan saya terhadap HT," kata Yulianto usai menjalani pemeriksaan di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (10/2).
Dia mengatakan statusnya dalam pemeriksaan ini adalah sebagai saksi pelapor. Tidak membeberkan soal pemeriksaannya, Yulianto hanya mengatakan siap menjalani proses hukum yang berlangsung.
Sang jaksa tidak mempersoalkan pendapat Hary yang berdalih hanya menyampaikan visi-misi politik dalam pesan singkat yang dianggap sebagai ancaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya itu versi dia. Itu kan visi-misi, tapi disampaikan ke saya, memang saya kadernya?" kata dia retoris.
Mengenai langkah Hary yang melapor balik ke Polisi, Yulianto malah mengungkapkan "pembunuhan karakter" oleh media besutan Hary. Yulianto menunjukkan berita berjudul 'Kinerja tak Becus, Yulianto Dilaporkan ke Jamwas Kejagung' yang dimuat media daring OkeZone.
"Yang melakukan pembunuhan karakter itu siapa?" kata Yulianto. "Itu tidak benar, ada surat dari Kejati Kepulauan Riau, saya tidak menangani pekara itu."
Hary sebelumnya mengirimkan pesan singkat yang dinilai Yulianto sebagai ancaman. Hal tersebut diakui oleh pengusaha yang juga bergerak di bidang politik itu, tapi dia berdalih pesan tersebut bukan untuk mengancam.
Tak lama setelahnya, Hary balik melaporkan Yulianto dan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo atas tuduhan pencemaran nama baik. Hary tak terima disebut mengancam para jaksa.
Diketahui, Hary adalah pemilih saham mayoritas perusahaan Mobile-8 ketika dugaan korupsi yang diusut Yulianto terjadi. Kejaksaan Agung telah memastikan akan memanggil Hary sebagai saksi.
Berikut isi pesan tersebut, sebagaimana dikutip Hary dan Yulianto pada kesempatan terpisah:
Pesan tersebut isinya:
Mas Yulianto kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar, siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasan tak akan langgeng, saya masuk politik karena ingin membuat Indonesia maju dalam arti yang sesungguhnya, termasuk penegakan hukum yang profesional, tidak transaksional, tidak bertindak semena mena demi popularitas, dan abuse of power. Suatu saat saya akan jadi pimpinan negeri ini, di situlah saatnya Indonesia akan berubah dan dibersihkan dari hal hal yang tidak sebagaimana mestinya. Kasihan rakyat yang miskin makin banyak sedangkan yang lain berkembang dan makin maju. (sip)