Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Majelis Taklim Mahabbah, Ustaz Syamsudin Uba, membantah berita yang ditulis media
Australian Broadcasting Corporation (ABC). Menurutnya, artikel yang bercerita tentang rekrutmen kader Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di masjid Jakarta, tak benar.
"Itu bohong," ujar Syamsudin kepada CNNIndonesia.com.
Syamsudin mengatakan majelis taklim yang dia pimpin tidak berafiliasi dengan ISIS. Pengajaran yang disampaikan, kata dia, fokus pada kajian strategis kepemimpinan (khilafah) dalam menguasai dunia demi menghapus penjajahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bicara khalifah, tidak bicara ISIS," kata Syamsudin.
Syamsudin menuding ABC tidak akurat saat menulis lima masjid di Jakarta telah dia manfaatkan sebagai tempat rekrutmen pengikut ISIS.
Menurut Syamsudin, selama ini Majelis Taklim Mahabbah yang ia pimpin selalu berkegiatan di Islamic Center Bekasi dan Masjid Al-Fataa, Menteng.
Selain dua tempat ibadah tersebut, majelis taklim yang terdaftar di kantor Kementerian Agama Kota Bekasi itu juga sempat meminjam beberapa masjid lain di Bekasi.
Belakangan, Syamsudin pernah menggelar pengajian di Masjid Asy Syuhada, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Dikonfirmasi terpisah, pengurus Masjid Al-Fataa, Ustaz Ghuffron, mengatakan kenal Syamsudin. Mereka ialah teman lama.
Sejak tahun 2014, kata Ghuffron, kawan lamanya tersebut memang rutin menggelar pengajian di Masjid Al-Fataa yang dikelola Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Indonesia itu.
"Mereka hanya menumpang. Pengajian itu terbuka untuk umum. Isinya untuk meningkatkan pengetahuan sebagai seorang muslim," ucap Ghuffron.
Ghuffron menyatakan tidak mengikuti setiap pengajian yang digelar Majelis Taklim Muhabbah. Yang ia dengar, pengajian itu tak hanya membicarakan khalifah, tapi juga pengetahuan keagaaman lain seperti ekonomi syariah.
Setelah Hari Raya Lebaran tahun 2014, Kepolisian dan pejabat setempat tidak lagi mengeluarkan izin bagi pengajian yang diinisiasi Syamsudin.
"Kami tidak lihat ada pengajaran yang pro-ISIS, tapi ternyata lama-lama ada yang melihat seperti itu," kata Ghuffron.
Adam Harvey, koresponden ABC di kantor Jakarta yang dihubungi CNNIndonesia.com, menyatakan medianya tak bakal mengubah apapun atas berita terkait.
“ABC akan mempertahankan berita itu,” ujar Harvey.
ABC, dalam pemberitaannya, mengatakan menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di sebuah masjid di Jakarta Pusat. Pertemuan itu diyakini sebagai wadah perekrutan militan di ibu kota.
Juru kamera ABC yang merupakan warga negara Indonesia memperoleh akses ke pertemuan itu meski semula ada upaya untuk menghentikannya merekam pertemuan.
(pit/agk)