Jakarta, CNN Indonesia -- Ustaz Ghufron, pengurus Masjid Al-Fataa, Menteng, Jakarta Pusat, mengaku tak tahu-menahu perihal pengajian yang disebut
Australian Broadcasting Corporation berujung pada rekrutmen kader Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Kepada CNNIndonesia.com, Ghuffron berkata banyak perkumpulan dan organisasi meminjam Masjid Al-Fataa yang dikelola Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Indonesia (YAKPII) itu.
Berdasarkan penelusuran, YAKPII dikelola sejumlah tokoh nasional, antara lain Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI yang juga purnawirawan Polri berbintang tiga, Farouk Muhammad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengajian yang pernah digelar di Al-Fataa ialah yang digagas kawan lama Ghuffron, Syamsudin Uba. Namun pengajian itu telah dilarang aparat keamanan karena diduga mengajarkan paham radikal.
"Tidak semua yang ia paparkan membicarakan hal itu (radikal). Ada hal-hal lain yang mereka bicarakan, misalnya ekonomi Islam. Jadi tidak terfokus ke khilafah saja," ucap Ghuffron, Kamis (25/2).
Ghuffron belakangan baru mengerti bahwa puluhan orang yang mampir ke masjidnya pada Maret 2014 merupakan anggota perkumpulan yang menggelar aksi solidaritas untuk ISIS di Bundaran Hotel Indonesia.
Aksi solidaritas tersebut adalah dukungan secara terbuka yang pertama oleh sejumlah warga Indonesia untuk ISIS.
Sejak gelaran aksi dukungan di Bundaran HI itu, kata Ghuffron, Syamsudin mulai giat mengadakan pengajian di Al-Fataa, masjid yang berjarak sekitar dua kilometer dari Istana Negara.
Selanjutnya tahun 2015 Syamsudin secara rutin memimpin pengajian di masjid yang beralamat di Jalan Menteng Raya tersebut.
Menurut Ghuffron, pengajian yang digagas Syamsudin selalu berlangsung hari Minggu. Ratusan orang tercatat selalu memenuhi pengajian itu. Mereka bukan hanya warga Jakarta, tapi juga warga Jawa Barat yang berasal dari Bekasi dan Sukabumi.
Belakangan, ujar Ghuffron, personel intelijen kepolisian dan militer mulai mengawasi pengajian Syamsudin.
Puncaknya, setelah Lebaran 2015, Kepolisian Sektor Menteng menginisiasi pertemuan antara pejabat sempat, baik unsur kelurahan, kecamatan dan Satuan Perlindungan Masyarakat.
Pengurus YAKPII turut diundang pada forum yang membahas pengajian garis keras di Masjid Al-Fataa. Kesimpulan pertemuan itu: Syamsudin dilarang mengadakan pengajian di Menteng.
"Setelah Lebaran 2015, Kapolsek dan Camat Menteng sepakat tidak boleh ada lagi pengajian yang menjurus ke sana (dukungan untuk ISIS). Sekarang hanya ada tempat pendidikan Alquran bagi anak-anak," tutur Ghuffron.
Kurang lebih satu bulan sebelum larangan itu muncul, Kepolisian Resor Aro di Nusa Tenggara Timur menangkap Syamsudin di Desa Blangmerang, Kecamatan Pantar Barat, Kabupaten Alor. Syamsudin dan rekannya yang turut ditangkap, Zakaria Kiri, dituduh berafiliasi dengan ISIS.
Namun karena tak punya cukup bukti dan dasar hukum yang jelas, Kepolisian membebaskan keduanya.
Muncul kembaliUsai serangan teror di Jalan MH Thamrin, pertengahan Januari 2016, Syamsudin kembali muncul di Masjid Al-Fataa.
Menurut Ghuffron, Syamsudin didaulat menjadi salah satu pembicara pada seminar tentang kelompok garis keras yang digelar terbuka.
Terkait serangan teror Thamrin, Ghuffron membantah kabar yang menyebut para pelaku kerap mengaji di masjidnya.
Yang ia tahu, Afif, pelaku teror yang wajahnya terekam jelas pada potret para pewarta foto, hanya sekali mengikuti pengajian Syamsudin.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Syamsudin membatah seluruh tuduhan yang ditulis ABC.
Syamsudin berkata, artikel yang bercerita tentang rekrutmen kader ISIS di Jakarta tersebut tidak benar.
"Itu bohong," ujarnya, sambil menyebut majelis taklim yang dipimpinnya tidak berafiliasi dengan ISIS.
Pengajaran yang ia sampaikan, kata Syamsudin, berfokus pada kajian strategis kepemimpinan (khilafah) menguasai dunia demi menghapus penjajahan. "Kami bicara khalifah, tidak bicara ISIS," tuturnya.
Syamsudin juga menuding ABC tidak akurat saat menulis lima masjid di Jakarta telah dia manfaatkan sebagai tempat rekrutmen pengikut ISIS.
Selama ini Majelis Taklim Mahabbah, menurut Syamsudin, selalu berkegiatan di Islamic Center Bekasi dan Masjid Al-Fataa, Menteng.
Adam Harvey, koresponden ABC di kantor Jakarta yang dihubungi CNNIndonesia.com, menyatakan medianya tak bakal mengubah apapun atas berita terkait.
“ABC akan mempertahankan berita itu,” ujar Harvey.
ABC, dalam pemberitaannya, mengatakan menyaksikan pertemuan rahasia simpatisan ISIS di sebuah masjid di Jakarta Pusat. Pertemuan itu diyakini sebagai wadah perekrutan militan di ibu kota.
(agk)