Teroris di Solo Mengaku Berniat Ledakkan Wihara

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 30 Mar 2016 16:50 WIB
Niat untuk menargetkan pengeboman terhadap wihara di Jawa Tengah belum sempat dilaporkan kepada pemberi perintah meledakkan bom.
Terdakwa kasus terorisme asal Solo, Sugiyanto bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa kasus terorisme Sugiyanto menjelaskan perannya dalam rencana peledakan bom di Solo, Jawa Tengah, tahun 2015. Pria 36 tahun itu ikut mencari target lokasi pengeboman dan berniat menyasar salah satu Wihara sebagai targetnya.

Saat bersaksi di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Sugiyanto mengatakan tidak ada perintah khusus dari kawannya, Ibadurrahman, yang mahir merakit bom.

Awal Agustus 2015, Sugiyanto melakukan survei ke beberapa lokasi, termasuk wihara, yang rencananya akan dijadikan target pengeboman. Namun dia belum sempat melaporkan niatnya itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada perintah, cuma dikatakan kalau ada target bilang. Saya survei wihara, tapi tidak saya bilang ke Ibadurrahman. Saya belum sampaikan, baru dalam hati," kata Sugiyanto saat memberikan keterangan sebagai saksi mahkota untuk terdakwa Yuskarman di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (30/3).

Sugiyanto merupakan anggota Dewan Dakwah Indonesia. Pada 2009, dia bergabung dengan Front Jihad Islam dibawah pimpinan Joko Harun.

Sugiyanto mengatakan, Ibadurrahman telah menyiapkan bom namun belum ada target di mana bom akan diledakkan. Sugiyanto pun diminta untuk mencari lokasinya.

"Aku (Ibadurrahman) sudah punya barang, kamu (Sugiyanto) yang cari target, kamu sendiri yang milih. Itu Ibad yang katakan ke saya," kata Sugiyanto.

Dia paham jika barang yang dimaksud adalah bom siap ledak. Lelaki asal Solo itu juga sempat menolak usulan Ibadurrahman saat meminta menyimpan bom di rumahnya.

Kuasa hukum Yuskarman, Kamsi mengatakan, Ibadurrahman adalah orang yang berperan penting dalam merekrut sejumlah orang untuk melancarkan aksinya. Ibad mengajak Yuskarman, Sugiyanto, dan Saifudin untuk membuat bom rakitan hingga meledakkannya.

Menurut Kamsi, Ibadurrahman bahkan memiliki hubungan jaringan teroris dengan salah satu pimpinan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah asal Indonesia yang berada di Suriah, Bahrun Naim. Sokongan dana mengalir dari Suriah ke Ibad melalui Bahrun.

"Ibad menurut keterangan, kenal dengan Bahrun Naim yang sudah gabung ISIS di Suriah. Ibad memang kenal," kata Kamsi saat ditemui usai sidang.

Sugiyanto ditangkap pada 13 Agustus 2015 bersama Ibadurrahman dan Yuskarman. Mereka diduga akan melancarkan serangan bom pada 17 Agustus 2015. Polisi juga menyita 21 bom di sebuah rumah kos di Karanganyar. (rdk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER