Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT) belum bisa menyampaikan hasil investigasi insiden tabrakan pesawat Batik Air Trans Nusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/4).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, butuh waktu empat bulan untuk mengeluarkan hasil penyelidikan. Saat ini, KNKT masih mengumpulkan data-data dan keterangan dari berbagai pihak terkait dalam kecelakaan pesawat.
"Untuk pendalaman perlu waktu sekitar empat bulan," katanya saat mendampingi Komisi V DPR melakukan inspeksi mendadak di lokasi kecelakaan, Kamis (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mempelajari data-data dan keterangan dari berbagai pihak, KNKT akan memeriksa kru Batik Air dan Trans Nusa.
Soerjanto optimis hasil ivenstigasi selesai sebelum empat bulan. "Kami usahakan secepatnya untuk mengumumkan hasil investigasi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Perhubungan DPR Michael Wattimena mengatakan Bandara Halim Perdanakusuma masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi keamanan maupun pelayanan.
Padahal, landasan udara milik TNI itu digunakan sebagai pusat penerbangan pemerintah dalam negeri maupun internasional.
"Seharusnya aspek keamanan dan keselamatan tidak dipertanyakan lagi. Apalagi presiden-presiden di seluruh dunia pasti
take off dan
landing di sini," kata Michael.
Oleh karenanya, dia meminta pemerintah, Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura II, segera melakukan perbaikan yang signifikan. Bandara Halim juga digunakan untuk penerbangan komersial.
Sebelumnya, dua pesawat bertabrakan di runway bandara yakni Batik Air berjenis Boeing 737-800 reg PK-LBS rute HLP-UPG (Ujung Pandang)m bertabrakan dengan pesawat Transnusa jenis ATR reg PK-TNJ.
Pesawat Batik rute Halim Perdanakusuma-Ujung Pandang dengan registrasi PK-LBS katanya sudah dirilis untuk take off oleh menara pengawas (ATC). Ketika melakukan proses take off, pesawat bersenggolan dengan pesawat Transnusa yang saat itu tengah ditarik oleh traktor.
(utd)