Cerita Tito dan Tekanan Berat Berstatus Densus 88

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 16:11 WIB
Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian menceritakan tekanan yang mungkin dirasakan anggota Densus 88 saat beroperasi. Khususnya seputar finansial dan personal.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian mengatakan tekanan finansial dan keluarga jadi beban berat yang ditanggung anggota Densus 88. (Antara Foto/Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komisaris Jenderal Tito Karnavian menceritakan beban dan tekanan yang mungkin dirasakan anggota detasemen khusus (Densus) 88 saat beroperasi. Tekanan yang dirasakan seputar finansial dan personal.

"Saya pernah di Poso selama 1,5 tahun dan hanya Rp2 juta per bulan. Berapa banyak anggota densus yang cerai karena ditinggal berbulan-bulan sementara uang yang diberikan sekedar?" kata Tito di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/4).

Dia juga menceritakan beban ketika Anggota Densus masuk daftar pencarian orang (DPO) yang dibentuk jaringan teroris. Anggota Densus 88 dinilai bekerja dengan jiwa perjuangan dan nasionalisme yang sangat tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bertaruh nyawa, dan kami jadi target opersi mereka. Lihat permasalahan secara objektif," kata bekas Kepala Densus 88 ini.

Karenanya, dia meminta agar masyarakat tidak lagi memojokkan anggota Densus 88 menyusul meninggalnya terduga teroris, Siyono. Menurutnya, disudutkannya Densus 88 dapat melemahkan penegakan hukum dan penanggulangan terorisme.

Hal itu disampaikannya setelah rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI. Di dalam rapat, dia juga mengingatkan, begitu banyak anggota Densus 88 yang meninggal saat beroperasi.

"Gelombangnya untuk membubrkandensus, dan pasti ditangkan manis oleh teroris. Jangan sampai terjebak," ucap bekas Kapolda Metro Jaya ini. (pit/pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER