Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto mendukung rekomendasi Partai Golkar untuk menjadikan presiden kedua Indonesia, Soeharto, sebagai pahlawan nasional. Rekomendasi itu menjadi keputusan Partai Golkar sebelum menutup Musyawarah Nasional Luar Biasa di Nusa Dua, Bali, beberapa hari lalu.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Desmond J Mahesa mengatakan, dukungan diberikan karena hubungan emosional Partai Gerindra dengan Soeharto, sebab Prabowo dulu merupakan menantu sang Jenderal Besar.
Prabowo Subianto menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, anak keempat Soeharto, pada Mei 1983, meski kini mereka tak lagi bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada usulan mertuanya menjadi pahlawan ya
mikul dhuwur mendem jero," kata Desmond di Jakarta.
Mikul dhuwur mendem jero merupakan peribahasa Jawa yang berarti menjunjung tinggi sesuatu yang positif dan memendam dalam segala sesuatu yang negatif dari orangtua atau pemimpin.
Desmond sendiri yang merupakan korban 1998, menolak wacara Soeharto sebagai pahlawan nasional. Mantan aktivis yang dulu diculik itu yakin, Soeharto diberi gelar atau tidak tak memengaruhi suara Gerindra.
Desmond kini menjabat Wakil Ketua Komisi Hukum DPR. Pada 1998, ia salah satu aktivis prodemokrasi yang diculik di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara menjelang Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Usul Golkar menjadikan Soeharto pahlawan nasional dinilai Desmond wajar, sebab partai beringin itu merupakan anak kandung Soeharto. Ia pun menganggap normal apabila nantinya Partai NasDem dan Hanura juga mendukung wacana ini, sebab Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Hanura Wiranto sebelumnya ialah kader Partai Golkar.
"Kami melihat ini rasional. Jadi bukan asal mendukung," kata Desmond.
Senada, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani berpendapat, Soeharto memiliki catatan-catatan keberhasilan saat memimpin Indonesia, mulai dari memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 dan membendung laju inflasi akhir 1967-1968.
Soeharto juga dinilai sebagian orang sukses menjalankan pembangunan nasional jangka pendek dan panjang sehingga dijuluki Bapak Pembangunan.
"Banyak orang yang merasa mendapatkan negeri ini tambah baik (di bawah Soeharto)," kata Muzani.
(pit/agk)