Ada petani, ada tengkulak. Keduanya seperti mata rantai yang saling terkait dan terhubung. Seperti yang dituturkan para petani tembakau, kehadiran tengkulak telah sangat meresahkan. Ada kecurangan yang membuat kantong petani menipis meski telah habis-habisan berladang dan membelanjakan modal.
Namun bagi Istomo, 38, seorang tengkulak yang juga ditemui CNNIndonesia.com di Temanggung, persoalan tengkulak dengan petani bukan hanya kecurangan tengkulak. Melainkan ada pula petani nakal yang justru mengirim tembakau dengan kualitas di bawah sampel awal yang diterima pabrik rokok.
Istomo menjelaskan, hal tersebut juga menjadi persoalan serius yang dihadapi perusahaan rokok. Bagi tengkulak, fakta itu kerap mengganggu lantaran harus mengganti kerugian perusahaan rokok karena kenakalan petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istomo dikenal petani sebagai seorang tengkulak yang jujur. Menurutnya, perusahaan rokok sudah memiliki kebijakan terhadap pembelian tembakau.
Untuk memberi jaminan bahwa dia tidak mempermainkan harga kepada para petani, Istomo menunjukkan bukti jumlah tembakau yang diterima beserta uang yang dibayarkan kepada petani. Bukti pembayaran tersebut memiliki tanda resmi dari perusahaan rokok sehingga dapat dipercaya.
Istomo yang mengaku berprofesi sebagai tengkulak sejak enam tahun belakangan itu mengaku tak suka mempermainkan harga yang bakal merugikan petani.
“Misal tembakau paling rendah dihargai Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Tapi tembakau yang bagus akan dihargai Rp60 ribu dan jika petani mengirimkan 37 kg, maka akan dibayar Rp2.220.000,” ujar Istomo.