Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi masih berusaha mengurai benang merah indikasi keterkaitan antara kasus penyerangan toko suvenir Jakmania pada dini hari kemarin dengan kerusuhan yang terjadi di Stadion Gelora Bung Karno usai laga Persija Jakarta menghadapi Sriwijaya FC.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, menyatakan pihaknya masih menyelidiki lebih dalam apakah kasus penyerangan toko suvenir Jakmania bernama Crazy Orang Distro, Cempaka Putih, Jakarta Pusat merupakan aksi balas dendam dari aparat kepolisian.
"Ini semua masih kami dalami," ujar Awi di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta pada Senin (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion GBK pada Jumat (24/6) malam sebelumnya dikabarkan telah membuat enam personel kepolisian mengalami luka-luka. Beberapa jam berselang, toko suvenir Jakmania diserang.
Rangkaian peristiwa terkait Jakmania kembali berlanjut pada Minggu dini hari. Sebanyak 15 personel kepolisian berpakaian preman ditangkap di Tebet, diduga berencana melakukan sweeping suporter Persija Jakarta itu.
Awi menjelaskan, saat ini kasus kerusuhan di Stadion GBK masih ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Sementara insiden penyerangan toko suvenir Jakmania langsung ditangani oleh Kepolisian Sektor Cempaka Putih.
Kerusuhan antarsuporter sepak bola kembali pecah di tengah laga kala Persjia Jakarta menjamu Sriwijaya FC pada Jumat (24/6) malam. Akibatnya, enam personel kepolisian mengalami luka-luka, satu di antaranya mengalami kritis.
Beberapa jam berselang, toko suvenir Jakmania diserang sekelompok orang tidak dikenal. Akibatnya, tiga orang korban luka-luka, salah satu di antaranya menderita luka tusuk di bagian perut. Sementara dua orang lainnya luka di bagian pelipis dan pundak.
Pada Minggu (26/6), sekitar pukul 03.00 WIB, 15 personel kepolisian berpakaian preman ditangkap di oleh petugas Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya di Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Mereka diduga hendak melakukan sweeping suporter Persija Jakarta.
(gil)