Kisah Pemadam Kebakaran yang Dilarang Cuti Lebaran

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2016 20:10 WIB
Personel pemadam kebarakan baru diizinkan cuti lima hari setelah lebaran. Tuntutan profesi mengharuskan mereka siaga menjaga kota dari amuk si jago api.
Personel pemadam kebarakan baru diizinkan cuti lima hari setelah lebaran. Tuntutan profesi mengharuskan mereka siaga menjaga kota dari amuk si jago api. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Destrianus Sinaga mengaso di warung dekat Kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Jalan Matraman Raya, Jakarta. Meski sedang santai, dia tetap siaga.

Sesekali Sinaga berkomunikasi melalui handy talky (HT) yang tak lepas dari genggamannya. Melalui alat itu, dia ikut memantau kondisi di kawasannya. Pakaian dinas pemadam kebakaran (Damkar) masih dikenakan, pluit menggantung di lengan kanan, sepatu bot hitam juga dipakainya.

Pada hari kedua Idul Fitri, Kamis (7/7), Sinaga bertugas sebagai perwira piket. Dia bertugas mengatur jalannya penugasan, mengecek kekuatan personel dan kesiapan peralatan kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinaga mengatakan, selama lebaran para petugas Damkar dilarang mengambil cuti, kecuali staf administrasi. Semua petugas diminta bersiaga untuk mengantisipasi si jago api.

"Petugas enggak boleh cuti selama lebaran. Kalau staf boleh karena dia enggak secara langsung terjun ke lapangan," kata Sinaga ketika ditemui di sela waktu istirahatnya.

Para petugas Damkar diperbolehkan cuti setelah 11 Juli nanti atau lima hari setelah lebaran. Meskipun mereka mayoritas muslim, kata Sinaga, pasukannya tidak ada yang mengeluh selama bertugas di kala lebaran. "Mereka asyik saja," katanya.

Kesiagaan petugas juga diterapkan ketika piket. Mereka tidak boleh jauh-jauh dari pos. Mobilitasnya maksimal berjarak 50 meter dari kantor.

"Izin jemput anak atau istri juga enggak boleh. Saya tidak memperbolehkan anggota saya izin dengan alasan berkegiatan dengan keluarga. Itu peraturan dinas," kata Sinaga.
Selama bertugas, mereka harus selalu mengenakan pakaian dinas, termasuk memakai sepatu bot. "Pakai sandal juga enggak boleh, kecuali mau salat. Setelah itu kembali lagi pakai seragam dinas," ujarnya.

Setiap pagi, tim berganti sif. Ada tiga grup yang bertugas secara bergiliran. Sinaga bertugas di grup A. Grup yang dikomando Sinaga terdiri dari 160 petugas Damkar Jakarta Timur.

Sinaga menjelaskan, dari total petugas grup A Jakarta Timur, sebanyak 42 orang bersiaga di kantor Sudin Damkar Jakarta Timur. Sisanya diperbantukan di sejumlah terminal, seperti Kampung Rambutan, Kampung Melayu, Pulo Gadung, dan Pulo Gebang.

Masing-masing terminal terdiri dari sepuluh petugas Damkar. Mereka mengoperasikan dua unit kendaraan Damkar yang menyimpan 4000 liter air.

"Kami siaga untuk mengantisipasi kebakaran, mencegah ekses negatif, karena biasanya orang membuang puntung rokok sembarangan, itu bisa memicu kebakaran," kata Sinaga.
Peristiwa kebakaran kerap terjadi di Ibu Kota pada musim mudik hari raya Idul Fitri. Jumlah kasusnya tak sedikit jika dilihat berdasarkan data Bidang Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta.

Tahun lalu, tercatat ada 52 kebakaran yang terjadi di Jakarta selama pekan mudik Lebaran, terhitung tanggal 9-17 Juli 2015. Sedangkan jika dihitung sejak awal Ramadan telah terjadi 155 kasus dengan total kerugian materil sekitar Rp43,8 miliar.

Sementara kasus kebakaran pada musim mudik 2014, tercatat lebih tinggi dari tahun berikutnya, walaupun nilai kerugiannya lebih rendah. Pada periode yang sama, tercatat ada sebanyak 79 kasus kebakaran di Jakarta, dengan kerugian materil sebesar Rp15,6 miliar.

Sinaga berpendapat, saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya tindakan mengantisipasi kebakaran. Menurut dia, pihaknya selama ini juga menggiatkan sosialisasi pencegahan kebakaran.

"Sekarang masyarakat sudah sadar. Mudik lebih dari tiga hari, semua aliran listrik harus memang dicabut. Pompa air, rice cooker, kulkas yang tidak dipakai dimatikan semua, itu pemicu datangnya api," katanya.

Sinaga berharap tidak ada kejadian kebakaran selama mudik Lebaran kali ini. Meski demikian, pihaknya tetap siaga jika peristiwa yang tidak diinginkan itu terjadi. Pria yang telah menjalani profesinya selama 36 tahun itu menyatakan siap datang ke lokasi kebakaran ketika ada panggilan.

"Saya berharap begini sampai besok, tidak terjadi apa-apa, kasian warga dan pasukan saya," ujar Sinaga.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER