Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan pihaknya memiliki cara khusus untuk membebaskan para sandera saat ini.
"Kami selalu mengikuti perkembangan teman-teman yang tersandera dengan cara khusus yaitu kerjasama intelijen," kata Wiranto saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (15/8).
Dia mengatakan saat ini pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan sandera warga negara Indonesia yang ditawan kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf. Menurutnya, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah, baik diplomasi antarnegara maupun kerja sama lainnya.
Wiranto juga mengatakan pemerintah juga perlu mendorong pemerintah Filipina supaya melakukan langkah yang tepat untuk menyelesaikan kasus penyanderaan itu. Dia menilai upaya pembebasan ditujukan bagi keselamatan para sandera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi keselamatan tersandera tetap menjadi acuan utama. Sekarang sedang dilakukan pendekatan itu," katanya.
Sebelumnya, Wiranto menyebut kelompok penyandera melakukan perang urat syaraf untuk mempengaruhi psikologi pemerintah Indonesia dan keluarga korban. Para sandera dikabarkan mengalami sakit dalam penyanderaan lebih dari satu bulan belakangan.
Saat ini, sepuluh WNI masih disandera di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf. Tujuh WNI di antaranya merupakan anak buah kapal
tugboat Charles 001 dan Robby 152. Mereka disandera di Laut Sulu, Filipina Selatan, saat sedang menempuh perjalanan membawa batu bara dari Tagoloan Cagayan, Mindanao, menuju Samarinda. Sementara tiga WNI lainnya disandera pada waktu yang berbeda, 9 Juli lalu.
Anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia selama ini menjadi langganan penyanderaan kelompok militan di Filipina. Sebelumnya, ada 14 WNI yang kini telah bebas setelah diculik kelompok Abu Sayyaf.
(asa)