Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto hari ini, bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Tanizaki Yasuaki di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Tanizaki menawarkan pengadaan pesawat amfibi kepada pemerintah Indonesia.
"Jepang menawarkan pesawat amfibi. Ini memang cukup menarik karena kita wilayah maritim di mana pulau-pulau cukup banyak dan wilayah kita 2/3 adalah laut," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/8).
Wiranto berpendapat, pesawat amfibi memiliki banyak kegunaan, apalagi untuk menghadapi ancaman bencana kebakaran hutan yang biasanya terjadi di beberapa daerah kritis. Keuntungannya, kata Wiranto, pesawat itu bisa mendarat di wilayah perairan dan daratan.
"Saya kira pesawat amfibi memang sangat bagus dimodifikasi jadi bagian dari upaya memadamkan api. Dia mendarat di air, menyedot air, langsung naik lalu semprotkan," ujar Wiranto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto mengatakan, selama ini banyak Dubes yang ingin bertemu dengannya. Jepang salah satunya. Selain membahas soal tawaran pesawat yang dianggapnya paling menonjol, kedua pihak juga membicarakan bidang politik, hukum, dan keamanan yang menyangkut kedua negara.
"Jepang minta supaya mendapat informasi sepenuhnya dari saya, ya saya jelaskan apa adanya, dia juga tahu barangkali mengikuti perkembangan situasi nasional melalui berbagai media," kata Wiranto.
Pada intinya, kata Wiranto, pemerintah Jepang dan Indonesia berharap hubungan kedua negara terus ditingkatkan, baik urusan kerjasama di bidang pertahanan maupun ekonomi.
"Kami sudah menandatangani kesepakatan bersama terutama untuk membangun industri pertahanan yang saya kira Jepang juga sangat maju," kata Wiranto.
Pada tahun lalu, pengadaan pesawat amfibi ShinMaywa US-2 dari Jepang untuk Indonesia sempat menjadi perdebatan. Setya Novanto yang kala itu menjabat sebagai ketua DPR RI diduga ikut melobi rencana pembelian pesawat saat melakukan kunjungan kerja ke Negeri Sakura.
Namun usaha lobi itu memperoleh pertentangan. TNI menyatakan pihaknya tak membutuhkan pesawat tersebut dan tak berencana membelinya. Pengadaan pesawat amfibi US-2 tak masuk dalam rencana strategis kekuatan pokok minimal atau minimum essential force (MEF) TNI.
(yul)