Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menilai Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama memiliki komunikasi politik yang buruk. Akibatnya, muncul sejumlah masalah, termasuk aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi 4 November lalu.
"Kalau enggak ada komunikasi seperti itu, enggak ada peristiwa 4 November," ujar Soni, sapaan Plt itu, usai bertemu Pimpinan DPRD, di Balai Kota, Jakarta, Selasa (8/11).
Komunikasi politik yang buruk dari Ahok juga membuat hubungan eksekutif dan legislatif di DKI Jakarta tak harmonis sehingga menghambat berbagai kebijakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Soni, komunikasi yang buruk itu tergambar dari kasus lelang dini tanpa persetujuan DPRD DKI Jakarta dan molornya pengesahan Perda APBD-Perubahan 2016.
"Saya melihat dari awal suasana ini ada. Saya kira Pak Ahok orang yang bagus, cerdas, pintar, kerjanya keras. Dalam konteks komunikasi politik aja yang kita akui terus terang agak kurang saja. Sehingga kalau ini bagus, top sebagai pemimpin," kata Soni.
Hubungan yang buruk antara Ahok dan legislatif itu, membuat Soni harus bekerja ekstra memperbaiki hubungan Pemprov dengan DPRD DKI Jakarta.
Sejak menjabat 28 Oktober lalu, Soni mengatakan sudah bertemu sebanyak tiga kali dengan pimpinan dan anggota DPRD untuk membina hubungan baik.
Hasilnya, Soni menganggap kehadirannya di Pemprov DKI Jakarta sebagai penyejuk. Komentar itu, kata Soni, disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Mohammad Taufik dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
"Kehadiran saya menyejukkan mereka. Semuanya yang ngomong, Lulung dan Taufik," ujar Soni.
Selama ini Ahok kerap berseteru dengan Taufik dan Lulung dalam berbagai pembahasan antara eksekutif dan legislatif.
Taufik pun mengapresiasi cara Soni yang komunikatif, taat aturan dan berbeda dibanding Ahok. "Semua fraksi merasa dimanusiakan," kata Taufik.
Di sisi lain, sebagai Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Soni merasa harus bisa melekatkan hubungan antara Ahok dan DPRD DKI Jakarta.
"Kalau setelah saya jadi Plt kemudian mereka tetap begini, berarti saya enggak berhasil membangun komunikasi politik," ujar Soni.
(wis/rel)