Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengimbau semua pihak tidak mengerahkan massa saat polisi tengah menyidik suatu perkara. Menurutnya, mobilisasi massa ke markas kepolisian tak ubahnya sebagai upaya menekan penyidik untuk tidak objektif dalam menangani perkara.
"Pengerahan massa dapat diartikan melakukan penekanan terhadap penyidik, sehingga (penyidikan) tidak objektif. Itu mendikte penyidik. Kami minta penyidik independen," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (18/1).
Pernyataan Tito itu disampaikan menanggapi aksi pengerahan massa Front Pembela Islam beberapa waktu lalu. Kamis pekan lalu, FPI mengerahkan massa saat penyidik Polda Jawa Barat memeriksa Rizieq Shihab terkait kasus dugaan penodaan terhadap lambang dan dasar negara. Kasus penghinaan terhadap Pancasila itu dilaporkan Sukmawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ormas lain yang kontra dengan FPI, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), juga menggelar aksi untuk mendukung pengusutan kasus Rizieq. Pengerahan massa itu berujung rusuh antarkelompok massa. Bentrok berlanjut. Sejumlah orang yang diduga anggota FPI membakar markas GMBI di Bogor.
Tito mengatakan, proses hukum yang menjerat Rizieq akan memakan waktu yang panjang. Bukan hanya pihak kepolisian yang akan memproses Rizieq secara hukum jika kasusnya berlanjut, tetapi juga pihak kejaksaan dan pengadilan. Karena itu, dia meminta para pihak tidak mengerahkan massa.
"Kalau ada pengerahan massa, maka akan menimbulkan pengerahan massa yang lain. Apalagi ini isunya Pancasila, sensitif karena ideologi negera. Pasti ada pro dan kontra.
Tito menilai pengerahan massa saat proses penyidikan bukan hanya akan menekan penyidik Polri, tapi juga memengaruhi psikologis massa. Menurutnya, psikologis massa terkadang bersifat irasional. Berbeda dengan psikologis individu, kata Tito, yang dianggap lebih rasional.
"Semua masyarakat bisa nilai benar dan salahnya, jadi tidak perlu dipanggil terus mengerahkan massa," kata dia.
Tito mengatakan, polisi selama ini kesulitan mengendalikan massa karena jumlah personelnya lebih sedikit dibanding jumlah massa. Selain itu, pro dan kontra dari kelompok massa tertentu juga sering terjadi.
"Kami susah mengendalikan massa. Oleh karena itu ketika terjadi pemanggilan datanglah dengan hanya membawa
lawyer. Kalau kita benar, tunjukan kebenaran itu dan sampaikan," ujar Tito.
Awal pekan ini, Rizieq dan massa FPI kembali menggelar aksi di Mabes Polri. Mereka menuntut agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan yang tengah mengusut kasusnya.