Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri mengantisipasi potensi serangan terhadap personel mereka yang mengawal penyebaran logistik pilkada serentak pertengahan Februari ini. Hal itu dilakukan untuk mencegah berulangnya kematian terhadap 16 polisi pada Operasi Mantap Brata saat pemilu 2014.
Kabiro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, antipasi itu dilakukan melalui Operasi Cipta Kondisi yang digelar sejak tahun lalu, sebelum rangkaian pelaksanaan Pilkada Serentak 2017 dimulai.
"Sebelum pilkada digelar, kami sudah lakukan Operasi Cipta Kondisi seperti razia sehingga kasus pelaku kejahatan ditekan dan dilakukan pencarian. Kami berharap tanggal 15 Februari kondusif," tutur Rikwanto di Jakarta, Senin (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Operasi Mantap Brata, 16 polisi gugur saat mengamankan logistik pemilu di sejumlah daerah pedalaman. Beberapa di antara mereka juga kehilangan nyawa di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, karena kapal yang mereka tumpangi tenggelam.
Terkait potensi kecelakaan, Rikwanto menuturkan, Polri telah memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah dan penyelenggara pilkada di 101 wilayah.
"Jadi semua yang lewat laut, udara, dan air, alat transportasinya sudah disiapkan dengan fasilitas yang memadai, bukan darurat," kata Rikwanto.
Polri, kata Rikwanto, membuat standarisasi kapal yang layak digunakan untuk mendistribusikan logistik pilkada. Ia berujar, kapal itu harus mampu menghadapi gelombang tinggi.
"Distribusi yang terpaksa dilakukan dengan menyeberangi laut juga kami siapkan," ujarnya.
Jelang pemungutan suara secara serentak Rabu pekan ini, penyelenggara pilkada telah dan masih membagi logistik ke berbagai daerah. Karakteristik daerah pilkada yang berbeda-beda disebut Rikwanto membutuhkan penanganan yang berbeda pula.