Jakarta, CNN Indonesia -- Satu per satu korban investasi bodong Koperasi Simpan Pinjam Pandawa Mandiri Group mulai mendatangi Crisis Center Nasabah Pandawa Group di halaman parkir Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Rabu (22/2).
Keramaian hari ini tampak berbeda dari pertama kali posko
crisis center ini berdiri pekan lalu. Sebelum pimpinan Pandawa Mandiri Group, Salman Nuryanto ditangkap, posko selalu sepi bahkan tak seorang pun tampak berjaga atau melapor di posko berbentuk saung itu.
Posko yang telah dibuka sejak pukul 07.00 WIB itu telah didatangi oleh sekitar 200 orang.
Tujuan mereka hanya satu, untuk melaporkan kerugian yang mereka alami saat menjadi anggota Pandawa Mandiri Group. Dengan membawa sejumlah barang bukti seperti bukti transfer, surat perjanjian dengan Pandawa dan kartu tanda penduduk, mereka meminta ganti rugi dan berharap uangnya kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sylvi (55), korban investasi bodong Pandawa Mandiri Group asal Pluit, Jakarta Utara itu telah tiba sejak pukul 09.30 WIB. Tujuannya, mengadukan kerugian senilai puluhan juta yang dia alami sejak bergabung di Pandawa Mandiri Group pada November 2016.
Meski demikian, Sylvi mengaku, tidak berharap banyak dari laporan yang dia berikan kepada petugas Ditkrimsus Polda Metro Jaya dan Otoritas Jasa Keuangan. Hal itu karena tidak ada arahan dan keterangan tindak lanjut dari hasil laporan yang dia lakukan.
"Kalau biasanya melapor itu kan ada KOP suratnya atau dicatat dan ada pengarahan lagi, tapi ini tidak ada. Jadi seperti semacam aduan saja, saya juga merasa aneh," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com.
Sylvi sendiri mengetahui soal posko itu dari informasi yang beredar di grup
whatsapp dan internet.
Tidak hanya Sylvi, rekannya Anita (52), warga Ciganjur Jakarta Selatan yang turut menjadi korban Pandawa Mandiri Group itu juga mengaku tidak berharap banyak dari yang sudah dia lakukan saat ini.
Meski pengaduan itu berfungsi untuk mendata kerugian anggota namun, Anita tidak percaya bahwa kerugian yang dia alami akan sepenuhnya kembali.
Anita mengaku bingung dengan crisis center tersebut, karena tidak jelasnya sistem pengaduan yang ada di sana. Awalnya, dia juga ingin mengadukan leader namun, informasi yang dia dapatkan mengatakan bahwa pengaduan leader sudah ditutup.
"Awalnya mau mengadu soal
leader juga tapi katanya justru pengaduan
leader sudah ditutup. Jadi ini saya juga tidak tahu sebenarnya ini hanya buat mengadu saja atau bagaimana," tuturnya.
Hal yang membuat Anita semakin ragu uangnya tidak kembali adalah dia masih mempertanyakan apakah Nuryanto memiliki uang yang cukup atau tidak lantaran banyaknya korban dengan jumlah tidak sedikit.
Anita menjadi anggota Pandawa Mandiri Group sejak September 2014. Dia mengaku alami kerugian sebanyak ratusan juta rupiah.
Saat ini, Anita hanya berharap untuk bertemu dengan Nuryanto dan mempertanyakan soal uang yang dimilikinya.
"Kalau ketemu Nuryanto, saya ingin menanyakan kenapa dia kabur. Kalau punya uang kenapa harus kabur," ucapnya.