Ketua GP Ansor Imbau Kader Tangani Jenazah 'Korban Politik'

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Mar 2017 23:06 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas berharap agar umat Muslim tidak terpengaruh dengan isu politik dan tetap menjadi umat yang baik.
Ilustrasi pilkada. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan Pemuda (GP) Ansor menilai bahwa melibatkan agama untuk kepentingan politik merupakan tindakan yang tidak etis, terlebih dengan mengorbankan umat, seperti menolak menyalatkan jenazah karena beda pandangan politik.

Ketua Umum Pengurus Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas juga menganggap kalau saat ini percampuran antara pandangan agama dan politik sudah sangat keterlaluan.


“Dalam Islam, menyalatkan jenazah seorang Muslim itu termasuk wajib, meski bukan individual, atau dalam istilah agama fardhu kifayah,” kata Yaqut Cholil Qoumas, usai membuka ‘Bahtsul Masail Kiai Muda’ di Kantor PP GP Ansor, di Jakarta pada Sabtu (11/3), seperti yang dilansir dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau orang disuruh meninggalkan kewajiban ini dosa siapa? Kan tidak boleh begitu," lanjut putra almarhum KH Cholil Bisri, kakak kandung KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, ini.

Yaqut berharap, agar umat Muslim tidak terpengaruh dengan isu politik dan tetap menjadi umat beragama yang baik.


Jika benar ada umat Muslim yang enggan menyolatkan jenazah kaumnya yang berbeda pandangan politik, Yaqut mengimbau agar kader GP Ansor dengan ikhlas menangani jenazah tersebut.

“Saya perintahkan kepada sahabat-sahabat Ansor untuk merawat jenazah itu. Dari menyalatkan, mengafani, menguburkan, bahkan sampai menahlilkan selama 40 hari," ujar Yaqut.

"Kepemimpinan yang kita anut itu pemimpin yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Kita tak pandang suku, ras, dan seterusnya, tapi bagaimana calon seorang pemimpin yang mampu memberikan kemaslahatan bagi umat," lanjutnya.


Acara ‘Bahtsul Masail Kiai Muda’ yang bertema "Kepemimpinan Non-Muslim dalam Pandangan Islam" diikuti sekitar 100 kiai muda dari berbagai pesantren di Indonesia.

Selain Yaqut, narasumber yang hadir adalah Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Penasihat GP Ansor Dr KH As'ad Said Ali, dan perumus KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER