Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mengurus kepulangan Patmi, seorang petani perempuan asal Pati, Jawa Tengah, yang meninggal dunia saat mengikuti aksi semen kaki di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.
Instruksi itu diutarakan Teten kepada pewarta, Selasa (21/3). "Presiden sudah meminta dan tadi sudah kami urus. Nanti akan diberikan santunan juga," ujarnya.
Sebelum meninggal, Selasa dini hari tadi, Patmi sudah lima hari mengecor kakinya. Ia melakukan hal itu bersama sejumlah warga Kendeng lain yang menolak pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di desa mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senin kemarin, Patmi dan sejumlah perwakilan petani Kendeng bertemu Teten. Usai dialog itu, ia melepas cor semen dari kakinya.
Sekitar pukul 02.30 WIB, setelah mandi, Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, kemudian mengalami kejang-kejang dan muntah.
Patmi lantas dilarikan ke Rumah Sakit Sint Carolus Salemba. Namun, ia menghembuskan nafas terakhir akibat dugaan serangan jantung sebelum tiba di rumah sakit. Jam saat itu menunjukkan pukul 02.55 WIB.
Selasa pagi, jenazah mendiang Patmi dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya.
Perwakilan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur yang turut mengadvokasi aksi cor kaki itu mengatakan, Patmi dan para koleganya didampingi dokter selama lima hari terakhir.
Isnur berkata, aksi cor kaki para petani Kendeng dilakukan siang hingga sore. Selebihnya, mereka beristirahat di kantor YLBHI yang berjarak sekitar tiga kilometer dari depan Istana Kepresidenan.