Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan depo
mass rapid transit (MRT) fase kedua akan dibangun di Kampung Bandan. Keputusan itu menggugurkan wacana memperpanjang rute hingga Ancol Timur atau Pulau K hasil reklamasi.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, Pemprov akan menjalankan hasil studi kelayakan awal atas rute MRT fase kedua. Jalur MRT fase itu ditargetkan membentang dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Kampung Bandan.
"Proyek ini kan orientasinya untuk kepentingan masyarakat luas. Kepentingan strategis nasional untuk menunjang transportasi. Jadi harus ada yang mengalah," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (30/3) kemarin.
Ide memperpanjang rute MRT fase kedua muncul karena lahan PT Kereta Api Indonesia di Kampung Bandan yang akan digunakan sebagai lokasi depo tidak lagi tersedia. Perusahaan pelat merah itu sudah terlanjur menjalin kontrak dengan tiga perusahaan swasta atas lahan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, PT KAI menerbitkan surat yang menyatakan lahan di Kampung Bandan itu dapat digunakan untuk proyek MRT. PT KAI berjanji akan menyusun adendum atau penambahan klausal dalam perjanjian kerjasama atas lahan tersebut.
Dalam perjanjian itu, kata Saefullah, nantinya Pemprov DKI akan tercantum sebagai pihak yang turut dapat memanfaatkan lahan seluas 10 hektare tersebut.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengapreasiasi keputusan Pemprov DKI untuk mengembalikan rencana pembangunan rute MRT fase dua sesuai studi kelayakan awal.
William mengatakan, keputusan terkait lahan sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah. PT MRT Jakarta, kata William, hanyalah pelaksana.
PT MRT berharap dalam waktu dekat dapat segera membahas teknis pembangunan rute sepanjang 8,5 kilometer tersebut dengan Pemprov DKI.
"Kalau berdasarkan
feasibility study, jalur dari Bundaran HI memang lebih banyak
underground. Tadi kami minta, saat mendekati Kampung Bandan, baiknya dibuatkan jalur
eleveated. Pemprov DKI dan PT KAI sudah setuju," ujarnya.