Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan tak akan mengerahkan massa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama ke tempat pemungutan suara selama pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta, besok. Dia menegaskan, Ansor tak ada sangkut pautnya dengan proses pilkada.
"Tidak ada (pengerahan ke TPS). Ansor bukan partai politik atau tim sukses, kecuali anggota yang memiliki hak pilih, mereka akan datang ke TPS untuk memilih," kata Yaqut kepada
CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (18/4).
Hari ini ribuan anggota Banser dari luar ibu kota menggelar Apel Kebangsaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. Yaqut mengatakan, pengerahan massa itu tak terkait proses pilkada putaran kedua yang digelar besok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tak ada kaitannya dengan Pilkada DKI, enggak ada, apel seperti ini biasa dilakukan menjelang hari lahir GP Ansor," ujar Yaqut di Ragunan.
Adapun hari lahir GP Ansor jatuh pada 24 April mendatang. Menurut yaqut, pelaksanaan apel kebangsaan yang berdekatan dengan hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta putaran dua, hanya kebetulan waktunya.
 Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (kanan) menyampaikan pengarahan kepada anggota Banser dalam Apel Kebangsaan. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Meski demikian, pihaknya siap membantu TNI dan Polri jika dibutuhkan ketika ada ancaman maupun kerusuhan. Namun menurut Yaqut, bantuan Banser itu dilakukan atas permintaan bantuan. Dia menyatakan, pihaknya tidak akan berinisiatif mengerahkan massa jika tidak diminta.
"Bila negara memanggil, aparat keamanan memanggil, kami sudah siap di sini," tegas Yaqut.
Pelaksanaan apel kebangsaan bertajuk "Memperteguh Semangat Kebangsaan Membawa Khazanah Islam untuk Perdamaian Dunia" ini, kata Yaqut, sengaja digelar untuk menyamakan visi dan gerakan sebanyak kurang lebih 1,7 juta Banser GP Ansor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Yaqut sempat menyoroti rencana Tamasya Al-Maidah yang akan dilakukan sejumlah ormas Islam pada esok hari. Dia mempertanyakan maksud dari rencana mobilisasi massa untuk memantau proses pemungutan suara di setiap TPS di Jakarta.
Rencana itu pula yang menurutnya jadi alasan sejumlah anggota GP Ansor asal Ciamis tertahan saat hendak memasuki Jakarta siang ini.
"Kan ada maklumat dari Kapolda untuk menahan laju orang luar kota menuju Jakarta. Kebetulan teman-teman kami ini mungkin dianggap ramai-ramai mau Tamasya Al-Maidah itu. Buat kami, tidak masalah," ujarnya.
Massa yang menolak gubernur nonmuslim menyatakan akan melakukan Tamasya Al Maidah pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta, Rabu (19/4). Padahal sebelumnya, pemerintah dan aparat kepolisian melarang pengerahan massa dari luar Jakarta untuk ikut mengamankan pilkada.