Jakarta, CNN Indonesia -- Tim dokter memberikan kesempatan kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan untuk menjalani ibadah puasa. Namun, dokter mengimbau Novel agar memerhatikan posisi salat, terutama saat sujud.
Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan, posisi sujud sangat berisiko bagi kedua matanya.
"Pasca operasi, Novel disarankan hati-hati karena ada risiko lensa kontak yang dipasang di membran selnya rentan lepas," ujar Febri melalui pesan singkat, Jumat (25/6).
Pekan lalu Novel telah menjalani operasi pada kedua matanya. Febri berkata, belum ada perkembangan signifikan pada kemampuan membaca Novel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Febri, tekanan mata masih dalam ambang batas normal yakni 10 di mata kanan dan 19 di mata kiri.
"Hari ini dokter melakukan tiga tindakan, mulai dari membaca huruf dan angka, tes tekanan mata, dan analisa hasil foto mata. Kemampuan membaca masih sama seperti kemarin," katanya.
Meski demikian, lanjut Febri, peradangan di mata kiri Novel mulai berkurang. Warna putih yang seperti kaput yang ada di tengah kornea juga semakin mengecil.
Febri menuturkan, analisis dari dokter masih difokuskan pada mata kiri, karena perkembangan mata kanan dinilai cukup baik.
"Berkurangnya radang di mata kiri merupakan respons positif dari mata terhadap obat yg diberikan kemarin," tutur Febri.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal usai menyelesaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara pada 11 April lalu. Siraman air keras itu menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel.
Polisi hingga saat ini belum menangkap pelaku penyerangan terhadap Novel. Sejumlah orang yang ditangkap, dilepaskan kembali karena polisi tidak memiliki bukti kuat keterlibatan orang-orang itu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat rapat dengan Komisi III DPR menduga tersangka pemberian keterangan palsu Miryam S Haryani berada di balik penyerangan Novel. Karena itu, polisi menangkap politisi Hanura itu pada 1 Mei di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.