Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menceritakan Resolusi Jihad pada Oktober 1945 saat para kyai dan santri akhirnya bersatu melawan penjajah.
Hal itu disampaikan Panglima saat menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan santri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur pada Senin malam (5/6). Pidato itu dibacakan oleh Kasum TNI Laksdya Didit Herdiawan.
Gatot menyatakan sejarah telah mencatat peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 soal kewajiban umat Islam untuk mempertahankan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Resolusi Jihad pernah dikumandangkan oleh Rais Akbar Nahdatul Ulama KH Hasyim Asya'ri yaitu
jihad fisabilillah yang berarti wajib hukumnya bagi rakyat membela negara,” kata Gatot dalam siaran resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (6/5).
Oleh karena itu, sambungnya, santri dan ulama memiliki peran penting untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dia juga menuturkan rakyat, ulama dan santri merupakan cikal-bakal kekuatan TNI.
“Setelah Indonesia merdeka, laskar-laskar dari para ulama dan santri tersebut berhimpun menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau yang saat ini disebut Tentara Nasional Indonesia,” ujar Panglima TNI.
Tak Rusak KepercayaanDi sisi lain, Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan agar TNI tak merusak kepercayaan masyarakat. "Jangan
public trust itu rusak gara-gara hal yang sebetulnya bisa kita
manage, hal-hal yang sebetulnya bisa dihindari," ujar Jokowi pada Mei lalu.
Jokowi menyatakan, kepercayaan masyarakat dapat dijaga bahkan ditingkatkan apabila seluruh aparat dapat menjaga diri. Ia mengingatkan, rasa percaya itu terbentuk dalam waktu lama.
"Saya titip kepercayaan itu kita jaga bersama-sama. Karena membangun kepercayaan itu tidak sehari, dua hingga lima hari," ucapnya.