Jakarta, CNN Indonesia -- Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara menyelidiki dugaan Kepala Kepolisian Resor Simalungun Ajun Komisaris Besar Marudut Liberty Panjaitan mencekoki seorang pengunjung dengan minuman keras di tempat hiburan malam di Pematang Siantara, Kamis (13/7) dini hari.
Dugaan ini muncul setelah sebuah video berdurasi enam menit 52 detik viral melalui media sosial Youtube.
Dalam video tersebut, pria mirip Marudut terlihat sedang berada di sebuah tempat hiburan malam bersama sejumlah temannya dan mencekoki pengunjung lainnya dengan minuman keras hingga mabuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengaku telah memerintahkan Inspektur Pengawasan Daerah Polda Sumatera Utara untuk mendatangi lokasi kejadian dan mencari keterangan dari manajer dan pelayan.
Dia juga mengaku, telah menghubungi Marudut untuk meminta klarifikasi terkait kejadian yang sudah viral melalui media sosial tersebut.
"Sesuai peraturan Kapolri, saya perintahkan tim gabungan yang dikomandoi Irwasda untuk meminta keterangan ke lokasi. Sudah diperiksa tiga orang, termasuk manajer dan
waiter-nya (pelayan)," kata Paulus saat dikonfirmasi, Kamis (13/7).
"Saya juga minta ke Kapolres agar temannya itu jangan kemana-mana dulu. Karena sudah viral harus diklarifikasi."
Lebih lanjut, Paulus membantah Marudut mencekoki pengunjung tempat hiburan malam itu. Sebab, berdasarkan keterangan yang ia peroleh dari Marudut secara langsung, sosok yang terlihat mengalami mabuk dalam video tersebut merupakan rekan Marudut yang sudah lama tidak bertemu.
Paulus juga mengatakan, pertemuan antara Marudut dan rekan-rekannya itu berlangsung di sebuah kafe yang menyediakan ruang untuk bernyanyi sekitar pukul 01.00 hingga 4.00 WIB, bukan tempat hiburan malam.
"Pertama-tama, itu bukan dicekoki. Dicekoki artinya orang dalam keadaan tidak berdaya, dipaksa minum. Itu bukan tempat hiburan malam, tapi restoran yang menyediakan ruang bernyanyi," kata Paulus saat dikonfirmasi, Kamis (13/7).
Paulus yang pernah menjabat Kapolda Papua itu menjelaskan kronologi kejadian.
Versi Paulus, kejadian bermula saat Marudut bersama teman-temannya memesan sebotol minuman beralkohol. Namun ternyata, teman Marudut yang sudah lama tidak bertemu itu telah menenggak minuman beralkohol jenis tuak lebih dahulu.
Menurut Paulus, hal itu membuat rekan Marudut tersebut mengalami mabuk parah hingga tidak sadarkan diri.
"Temannya itu teman lama. Namanya orang bertemu teman lama, akhirnya
happy-
happy bersama. Temannya itu sebelum ke sana sudah minum tuak sorenya. Nah malamnya, saat bertemu Kapolres, ditambah Chivas. Jadi akhirnya temannya itu mabuk berat. Kalau di Papua istilahnya mabuk mati," ucapnya.
"Saya belum bisa menyebutkan apakah ada sanksi disiplin atau etika. Polda Sumatera Utara sedang mencari keterangan apakah benar yang dikatakan Kapolres kepada saya. Nanti pasti ada pemeriksaan-pemeriksaan ," tuturnya.
CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi Marudut untuk meminta konfirmasi. Namun, hingga berita ini diturunkan, Marudut belum bersedia menanggapi.