Jakarta, CNN Indonesia -- Terpidana kasus menghalangi penyidikan Tipikor, Muchtar Effendi menyatakan bersyukur penyidik KPK Novel Baswedan disiram dengan air keras oleh orang tak dikenal. Ia menilai, penyiraman itu adalah azab akibat mendzalimi dirinya dalam kasus Tipikor.
"(Penyiraman) itu saya pikir karena azab Allah juga. Karena mengancam, mendzalimi orang," ujar Muchtar dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Pansus Angket KPK di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/7).
Muchtar mengaku, telah diancam dan didzalimi oleh Novel Cs dalam kasus dugaan menghalangi penyidikan kasus korupsi sengketa Pilkada Empat Lawang dan Kota Palembang atas terpidana mantan Ketua MK Akil Mochtar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengaku dituduh menjadi perantara suap dari mantan Bupati Empat Lawang Budi Antoni Al Jufri kepada Akil tanpa alat bukti tak lama jelang bebas dari menjalani masa tahanan di Lapas Sukamiskin dalam kasus menghalangi penyidikan.
Dalam dua perkara itu, ia bersumpah sama sekali tidak pernah mengenal Akil. Hal itu juga sejalan dengan putusan pengadilan Tipikor yang menyatakan tidak ada fakta persidangan yang membuktikan dirinya menjadi perantara suap.
"Dalam perkara perantara suap, saya sampai saat ini belum menerima surat penetapan tersangka resmi dari KPK," ujarnya.
Lebih lanjut, ia membeberkan, ada sejumlah tindakan intimidasi hingga rekayasa perkara Tipikor yang dilakukan oleh Novel. Ia berkata, ancaman yang dilakukan oleh Novel beragam.
Ancaman yang dilakukan oleh Novel di antaranya adalah saat dirinya hendak diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap Akil. Kala itu, ia mengancam memenjarakan dirinya selama 20 tahun jika tidak kooperatif dengan KPK.
Izin ke DokterSementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan pihaknya belum mendapatkan izin dokter untuk memeriksa Novel Baswedan di Singapura.
Argo mengatakan wawancara Novel di media maupun media sosial Facebook bukan acuan pihaknya untuk segera memeriksa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu.
"Kami tunggu dokternya. Dokter jadi acuan kita," kata Argo di Polda Metro Jaya.
Rencana mendatangi Novel langsung di Singapura sudah dibahas jauh-jauh hari Polda Metro Jaya dengan KPK. Dalam rencana itu, polisi akan membawa serta tiga sketsa wajah yang didapatkan dari keterangan tiga saksi.