Jakarta, CNN Indonesia -- Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Komisi Pemberantasan Korupsi mendesak Presiden Joko Widodo segera turun tangan dalam mengusut kasus penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan.
Mereka menduga ada kejanggalan dalam proses penyelidikan oleh Polri yang tak kunjung menemukan titik terang selama 106 hari. Mereka berharap Jokowi mengambil sikap agar pengungkapan kasus Novel tidak lagi berlarut-larut.
Koalisi mendesak presiden bersikap dan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel.
Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah memiliki beberapa fakta penting terkait kasus Novel. Dia menegaskan siap membantu TGPF jika memang akan dibentuk Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas kami akan menyampaikan fakta-fakta itu dengan TGPF yang dibentuk Presiden (Jokowi)," kata Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (26/7).
Dahnil menduga, lambatnya penanganan kasus Novel bukan karena Polri tidak mampu mengungkap. Dia menilai ada banyak kepentingan di tubuh Polri yang memengaruhi laju pengungkapan kasus Novel.
Oleh karena itu, lanjut Dahnil, TGPF independen perlu dibentuk sebagai jalan keluar mandeknya pengungkapan kasus Novel di kepolisian.
 Novel Baswedan masih menjalani perawatan mata kiri usai disirim air keras. (Dok. Bambang Widjajanto) |
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani pun heran atas penyelidikan kasus Novel. Padahal, menurutnya, penyidik kepolisian telah memiliki banyak barang bukti dan telah memeriksa beberapa saksi.
"Kami khawatir ini sebetulnya ada ketidakmauan dari pihak penyidik kepolisian untuk membongkar kasus ini," kata Yati.
Kepala Lembaga Bantuan Hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar menambahkan, Presiden Jokowi perlu mengambil sikap untuk menuntaskan kasus Novel. Ini penting demi menjaga nama baik pemerintahannya.
Terlebih, lanjut Haris, Jokowi memiliki kuasa untuk mengevaluasi kinerja Polri terkait pengungkapan kasus Novel. "Atasannya Kapolri kan presiden. Atasannya KPK juga presiden," kata Haris.
Sebelumnya, Novel menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan masyarakat melalui rekaman vodeo singkat berdurasi dua menit. Video tersebut diunggah Dahnil melalui akun media sosialnya.
Selain berharap agar kejadian yang dia alami tidak mengendurkan semangat rekan-rekannya, Novel juga menyampaikan pesan kuat kepada para penyerangnya.
"Begitu juga harapan orang-orang yang telah berupaya menyerang saya untuk memendam, menghentikan langkah-langkah pemberantasan korupsi, saya tunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia tidak akan ada gunanya, dan saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagai mana yang mereka harapkan."