Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto meminta penyidik senior KPK Novel Baswedan bersedia terbuka seputar dugaan keterlibatan oknum jenderal polisi dalam insiden penyiraman air keras yang ia alami pada 11 April 2017.
Menurut Rikwanto, keterangan Novel terkait dugaan tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.
"Kalau itu rumor, kami akan lidik. Tapi kalau itu sudah fakta hukum dan ada alat buktinya, kami akan lakukan penyidikan," kata Rikwanto di Markas Besar Polri, Selasa (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menyampaikan, penyidik akan kembali mendalami informasi itu dengan menemui Novel di Singapura untuk meminta keterangan, dalam waktu dekat.
Menurut Rikwanto, penyidik akan mengajak perwakilan dari KPK untuk mendampingi Novel.
Rikwanto berharap, Novel mampu memberikan bukti-bukti yang dapat dimasukkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sehingga penyidik dapat dilakukan penyidikan setelah pertemuan ketiga itu.
"Mudah-mudahan ada bukti-bukti memadai untuk langsung dilakukan penyidikan. Kalau pun itu belum mencukupi dugaan-dugaan tersebut, kami lakukan lidik terlebih dahulu. Didalami dulu," ucap jenderal polisi bintang satu itu.
Gandeng Kepolisian AustraliaLebih jauh, mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu menyampaikan, penyidik baru menuntaskan satu sketsa wajah terduga pelaku penyerangan Novel.
Dia menuturkan, Polri telah menggandeng kepolisian Australia untuk merampungkan sketsa wajah terduga pelaku lainnya.
Menurutnya, kerja sama ini ditempuh karena kepolisian Australia memiliki peralatan canggih dalam membuat sketsa sesuai deskripsi para saksi. Polri berharap, tingkat kemiripan wajah terduga pelaku akan mendekati sempurna berkat kerja sama ini.
"Semakin halus, semakin mendekati keterangan saksi untuk menciptakan sketsa wajah yang sesuai," kata Rikwanto.
Dia menambahkan, membuat sketsa pelaku tidaklah mudah. Menurut Rikwanto, saksi harus memiliki ingatan yang baik seputar peristiwa yang disaksikannya.
"Bisa jadi itu meleset. Perlu waktu untuk dia me-review kembali apa yang dilihatnya, sehingga ketepatan itu bisa dipastikan," tutur Rikwanto.
Wajah Novel disiram air keras usai salat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa (11/4).
Setelah hampir empat bulan berlalu, pihak kepolisian belum juga menemukan pelaku penyerangan Novel.
Menyikapi itu, Presiden Joko Widodo pun memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk meminta penjelasan dan segera mengusut tuntas kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Tito pun telah membeberkan ciri-ciri terduga pelaku pelaku penyerangan tersebut berdasarkan informasi dari saksi penting yang melihat sosok mencurigakan lima menit sebelum kejadian penyiraman.