Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigadir Jenderal Aris Budiman bersikukuh membawa permasalahannya dengan
Novel Baswedan ke jalur hukum. Aris sudah melaporkan Novel atas dugaan pencemaran nama baik lewat surat elektronik (e-mail).
"Ya, saya memilih jalur itu. Saya sudah tahu. Saya harus selesaikan. Saya yang tahu potensi orang seperti apa," kata Aris di Jakarta, Kamis (8/9) malam.
Aris resmi melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya pada 13 Agustus 2017. Dia tidak terima atas e-mail yang dikirim Novel pada 14 Februari 2017. Isi e-mail itu dianggap telah mencemarkan nama baik dan tersebar ke luar KPK.
Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro sudah meningkatkan laporan Aris ke penyidikan. Bahkan, Aris sudah diperiksa sebagai pihak pelapor. Sejumlah saksi dari pegawai KPK juga sudah dimintai keterangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Aris, dirinya melaporkan tindakan Novel, --mengirimkan email, lantaran merasa kehormatan dirinya sebagai warga negara telah dilanggar.
"Kalau saya serahkan ke negara, ada hak kehormatan saya dilanggar sebagai WNI, supaya ditindaklanjuti dengan proses Gakkum (penegak hukum)," tuturnya.
Setelah menerima kiriman email dari Novel, Aris langsung menghadap pimpinan KPK untuk melaporkan perbuatan Novel. Setelah ada proses, pimpinan KPK langsung memberikan Surat Peringatan (SP) 2 ke Novel.
Namun, Aris heran setelah mendapat tekanan dari sejumlah pihak, SP2 terhadap
Novel Baswedan dicabut.
Penyidik KPK Novel Baswedan (kanan) berdiri di ruang tunggu di salah satu rumah sakit di Singapura. (ANTARA FOTO/Desca Lidya) |
"Muncul juga di media, seolah-olah memojokkan saya dengan peristiwa itu (SP2 Novel)," kata Aris.
Ketika itu, Aris juga ingin melaporkan Novel ke pihak kepolisian, setelah menerima e-mail tersebut. Lantaran menunggu proses pemeriksaan internal KPK, langkah itu tak dilakukan.
Matan Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri itu menyebut, dirinya ingin melaporkan Novel usai sanksinya dicabut. Namun rencana tersebut urung dilakukan lantaran
Novel Baswedan diserang orang tak dikenal dengan air keras.
"Pada akhirnya saya waktu itu ingin lapor, tapi tiba-tiba dia disiram air keras, kena musibah. Sungguh enggak elok melaporkan," tuturnya.