Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengajak masyarakat untuk membeli masker dan dibawa ke sidang praperadilan Setya Novanto atas penetapan tersangka kasus korupsi e-KTP oleh KPK.
Masker itu, tuturnya, untuk dipakai di sidang putusan praperadilan Ketua DPR Setya Novanto, Jumat besok (29/9).
"Saya mengajak teman-teman semuanya mengorbankan uang 150 ribu untuk membeli ini (masker nebulizer) untuk dipakai di sidang besok (hari ini)," ujar Boyamin dalam acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masker nebulizer berfungsi sebagai alat untuk mengatasi persoalan pernafasan.
Ajakan itu dilontarkan Boyamin sebagai alasan menyindir Setya terkait foto yang ramai beredar di media sosial. Dalam foto itu tampak pria yang juga menjabat Ketua Umum Golkar tersebut tengah terbaring di rumah sakit dengan alat penunjang kesehatan termasuk masker.
Melihat foto tersebut, Boyamin mengaku menemukan berbagai kejanggalan. Hal itu misalnya kata Boyamin cara pemakaian nebulizer yang tidak lazim.
"Cara memasang masker masa di hidung saja, seharusnya sampe mulut. Itu aja sudah ketahuan. Apalagi itu detak jantung lurus, stop kontaknya tidak dicolokin," kata Boyamin.
Terkait foto ini, Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia pun angkat bicara terkait foto tersebut. Pria yang dipecat sebagai kader Golkar karena kritik terhadap Setya Novanto menilai foto itu sebagai hal yang konyol.
"Untuk menunjukkan dia sakit dengan cara seperti itu, itu cara yang konyol. Itu bisa
backfire. Dan keliatannya juga dua hari belakangan
backfire itu muncul, semua orang mempertanyakan, jadi meme," kata Doli.
Menurut Doli, ada cara lain yang bisa dilakukan Ketua DPR itu untuk membuktikan bahwa dirinya memang sakit salah satunya dengan mundur dari jabatannya sebagai ketua DPR.
Selain itu, lanjut Doli, Setya Novanto pun bisa membuktikan kebenaran penyakitnya dengan berhenti dari jabatan ketua umum partai berlambang beringin itu.
"Menurut saya hanya dua yang bisa dia lakukan. Minum obat sungguh-sungguh dan berdoa. Nggak bisa ngurusin yang lain lagi. Apalagi mengurusi DPR yang begitu besar tanggung jawabnya dan ketua Golkar yangg banyak konstituennya dan tanggung jawabnya," ujar Doli.