Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno hanya meyakini kebenaran data hasil survei penataan kawasan Tanah Abang dari internal Pemprov DKI, termasuk Jakarta Smart City (JSC).
"Kita punya data yang sahih dan di sini seperti teman-teman yang meng-
cover kampanye saya, saya hanya percaya survei yang saya kerjain sendiri," kata Sandi saat memaparkan analisis Tanah Abang Sebelum dan Sesudah Penataan di kantor Jakarta Smart City, Jumat (5/1).
Meski begitu, Sandi enggan mengomentari lebih jauh alasan ia meragukan hasil survei yang dilakukan oleh pihak eksternal Pemprov DKI. Ia juga tidak menyebut siapa surveyor yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau survei yang tempat lain, ya saya enggak tahu. Ya gitulah, enggak usah diperpanjang," ujar Sandi.
Menurut Sandi, data yang dipaparkan oleh Pemprov DKI tentunya tidak akan berbohong, terlebih soal jumlah laporan kemacetan per hari.
"Data
will not lie. Dibilang kemacetan bertambah, ya
please convince me, how kemacetan bertambah kalau datanya menunjukkan seperti ini?" kata Sandi.
Kata Sandi, masyarakat tidak perlu berdebat mengenai pendapatnya itu. Ia tetap berterima kasih terhadap masukan dan saran semua orang terkait Tanah Abang. Ia juga pastikan akan terus mengevaluasi.
Pemprov DKI dan JSC telah melakukan survei kemacetan Tanah Abang selama periode 22 Desember 2017 sampai 4 Januari 2018. Namun, survei hanya dilakukan via aplikasi Waze dengan radius 1 kilometer dari Pasar Tanah Abang.
Hasilnya, rata-rata terjadi penurunan jumlah laporan kemacetan sebesar 46 persen untuk hari kerja dan 25 persen untuk akhir pekan dibandingkan sebelum penataan (1-21 Desember 2017).
Hanya saja, penurunan itu kemungkinan masih dipengaruhi oleh libur panjang (
weekend, Natal, cuti bersama, tahun baru serta libur sekolah) sehingga terjadi jumlah kendaraan yang melintas di kawasan Tanah Abang berkurang.
Karena itu, diperlukan waktu pengamatan yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang merepresentasikan kondisi di hari normal.
"Saya akan berikan update lagi setelah mendapat hasil survei, sekitar tanggal 19 Februari. Itu kita punya data yang sahih," kata Sandi.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Halim Pagarra pernah menyebut, penutupan satu jalur di Jalan Jatibaru Raya untuk pedagang kaki lima (PKL) mengakibatkan bertambahnya titik kepadatan di beberapa persimpangan kawasan Tanah Abang.
Terkait hal itu, Sandiaga berterimakasih Kepada Dirlantas PMJ atas masukan tentang tanah abang.
"Kami ucapkan terima kasih banget ke Pak Dirlantas. Kita akan teruskan ini dan kita akan tindaklanjuti apa yang diminta Pak Dirlantas," kata Sandi.
Menurut Sandi, informasi dan saran Dirlantas adalah bagian dari kajian Tanah Abang. Kebijakan penataan salah satu kawasan tersibuk di Ibu Kota itu, kata Sandi, akan terus dimodifikasi sesuai hasil evaluasi.
"Jadi kami sekali lagi mengapresiasi dan sangat sangat berterima kasih kepada Pak Halim dan seluruh jajarannya sudah menjadi mitra kita dan kita akan teruskan ini," kata Sandi.
Tak Ada ProtesWali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengklaim, sampai saat ini dirinya belum menerima protes tentang penataan Tanah Abang dari orang-orang yang kesehariannya bekerja di Tanah Abang.
Orang-orang yang dimaksud khususnya pedagang kaki lima (PKL), pedagang toko, pengemudi angkutan umum, ojek, ojek daring, maupun pengguna jalan lain.
Menurut Mangara, tidak ada yang merasa dirugikan dengan kebijakan penataan kawasan Tanah Abang dengan menutup salah satu jalur Jalan Jatibaru Raya untuk pendirian PKL pukul 08.00-18.00.
Ia menambahkan, Satpol PP kini puas bertugas di Tanah Abang karena tidak ada lagi perlawanan.
"Satpol PP yang sebelumnya tiap hari tegang-tegangan, berantem dengan PKL, diludahi karena ditertibkan, sekarang PKL dan Satpol PP bisa bersahabat," kata Mangara saat konferensi pers analisis penataan Tanah Abang di Kantor Jakarta Smart City, Jumat (5/1).
Menurutnya, seluruh stakeholder di Tanah Abang tidak ada resistensi karena tidak ada yang protes.
Mangara mengatakan, ojek pangkalan saat ini tidak bertambah sulit mendapat penumpang karena belum ada demo yang digelar. Termasuk, kata Mangara, tidak ada angkutan umum dan PKL yang merasa menjadi sulit rezeki.
"Sampai sekarang saya belum menerima protes yang kesehariannya di Tanah Abang. Semua tidak ada yang merasa dirugikan dengan kebijakan ini," klaim Mangara.
(ugo)