Sopir Angkot Pertanyakan Ketidakjelasan Penataan Tanah Abang

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Senin, 29 Jan 2018 12:03 WIB
Sopir angkot menuntut pemerintah DKI membuka kembali Jalan Jatibaru Raya. Menurut sopir angkot, penataan kawasan Tanah Abang tidak jelas.
Sejumlah pengemudi angkot berunjuk rasa dengan menutup jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (29/1). (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Deretan angkutan kota (Angkot) terparkir di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (29/1). Sejumlah pengemudi angkot tersebut memutuskan untuk mogok beroperasi.

Mereka mempertanyakan penataan kawasan Tanah Abang yang menurut mereka tidak jelas, dan menuntut dibukanya kembali Jalan Jatibaru Raya.

Ratusan sopir angkot yang mogok berasal dari trayek M09 Tanah Abang-Kebayoran Lama, M10 Tanah Abang-Jembatan Lima, dan M11 Tanah Abang-Meruya. Mereka merupakan sopir angkot yang terimbas kebijakan penutupan jalan Jatibaru Raya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sejak 22 Desember 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini spontan dengan kawan-kawan untuk menyampaikan aspirasi," ujar seorang sopir Cepi kepada CNN Indonesia.com.

Kata Cepi, dia bersama sopir angkot lainnya tetap menuntut Pemprov DKI kembali membuka Jalan Jatibaru Raya.

Ayah yang memiliki lima anak itu mengaku rela kehilangan pendapatan hari ini demi solidaritas terhadap sesama sopir angkot.

Menurutnya, aksi hari ini merupakan lanjutan aksi Kamis (25/1) lalu. Saat itu mereka gagal bertemu dengan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Andri Yansyah untuk membahas solusi penutupan Jatibaru Raya dan trayek angkot.

Cepi bercerita, saat itu dia dan para pengemudi angkot telah menunggu berjam-jam di Kantor Dishub, Cideng, Jakarta Pusat. Namun, menurut Cepi, Andri enggan menemui sopir angkot.

"Kami nunggu dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore di kantor Pak Andri Yansyah, dia seorang pengecut, yang hadir malah staf biasa. Hasil rapat belum ada keputusan," katanya.

Dikatakan Cepi, para sopir heran, karena Anies selama ini hanya memerhatikan kesejahteraan Pedagang Kaki Lima (PKL). Padahal, menurutnya, PKL yang difasilitasi tenda oleh Pemprov itu tidak semuanya pedagang asli Tanah Abang.

Cepi mengaku sering mengetahui dari media bahwa penutupan Jalan Jatibaru Raya adalah bagian dari penataan jangka pendek Tanah Abang. Namun, dia mempertanyakan seberapa lama 'jangka pendek tersebut.'

"Jangka pendek sampai kapan, enggak jelas," ujarnya.

Seorang pengemudi angkot lainnya, Rahman, juga mengaku bingung dengan durasi waktu 'jangka pendek' yang dimaksud Anies.

"Jangka pendek sampai tanggal berapa? Ini permanen kayaknya," ujar pengemudi angkot M08 jurusan Tanah Abang-Kota tersebut.

Dalam menata Tanah Abang, Pemprov DKI membaginya menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah jangka pendek dan tahap kedua adalah jangka panjang.

Jangka pendeknya, Dishub melakukan pengalihan arus lalu lintas dan trayek angkot di sepanjang Jalan Jatibaru Raya. Rekayasa lalin dilakukan pada pukul 08.00-18.00. Selebihnya, lalu lintas berjalan normal.

Penataan jangka pendek ini diklaim bersifat sementara oleh Pemprov DKI guna mengatasi persoalan kesemrawutan di pusat tekstil terbesar se-Indonesia itu.

Sedangkan jangka panjang, Pemprov DKI berencana membangun kawasan transit oriented development (TOD) dan akan menjadikannya seperti Grand Bazaar Istanbul, Turki.

(ugo/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER