Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) Zainal Anshori mengatakan pihaknya pernah melakukan
video call dengan terdakwa dalang serangan bom Thamrin, Oman Rochman alias
Aman Abdurrahman ketika mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Saat itu, kata Anshori
video call dilakukan ketika pihaknya menggelar pertemuan anggota JAD dari sejumlah wilayah di Indonesia di Malang, Jawa Timur. Komunikasi tatap muka itu dilakukan di hari terakhir acara yang digelar selama tiga hari.
"Saya bacakan berita acara saudara, ya. Bahwa pada saat itu ada
video call dari terdakwa (Aman Abdurrahman) kepada jemaah melalui
handphone (hp) saudara, bagaimana itu?" kata jaksa penuntut umum kepada Anshori di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (9/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu di akhir acara," jawab Anshori.
Anshori mengatakan meski menggunakan telepon genggam dirinya, yang menghubungi Aman adalah Abu Hakim. Dia mengklaim tak tahu bagaimana cara Abu Hakim melakukan
video call dengan Aman yang mendekam di balik jeruji.
"Tidak tahu, karena pada saat itu yang mengadakan
video call Abu Hakim," tutur Anshori.
Anshori juga mengaku tak ingat secara pasti apa saja yang dibahas dalam percakapan Aman dengan para jemaah. Satu hal yang Anshori ingat hanya soal pertanyaan mengenai hukum menyekolahkan anak di sekolah negeri.
"Ketika itu disampaikan saya tidak tahu persis, saya mengikuti pada sesi pertanyaan, yang paling saya ingat itu bagaimana hukumnya menyekolahkan anak di sekolah-sekolah negeri," kata dia.
Jaksa tak puas dengan jawaban pria yang telah divonis tujuh tahun penjara itu.
Kemudian, Jaksa membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Anshori yang isinya bahwa selain membicarakan masalah hukum menyekolahkan anak di sekolah negeri, juga disampaikan soal tauhid dan jihad, penganut syiah dan kemudian segera melakukan proyek jihad agar tak menunggu tahun 2018.
"Itu BAP keterangan saudara?" tanya jaksa.
"Saya cuma ingat yang soal hukum menyekolahkan anak," jawab Anshori.
Anshori mengakui bila Aman merupakan panutan anggota JAD di seluruh wilayah Indonesia. Dia pun mengakui setelah dibaiat, Aman memerintahkan pentingnya membuat wadah bagi jemaah yang mendukung khilafah.
Atas arahan Aman itu, akhirnya terbentuk wadah yang dinamai Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dengan Marwan alias Abu Musa sebagai pimpinan pusat JAD dan Anshori sebagai pimpinan JAD wilayah Jawa Timur.
"Ini pernyataan saudara di berita acara ya, (wadah JAD) yang tugasnya untuk mengkonsolidasikan seluruh pendukung khilafah islamiah yang ada di Indonesia," kata jaksa penuntut umum membacakan BAP Anshori.
"Beliau (Aman Abdurrahman yang tunjuk saya jadi pimpinan JAD Jawa Timur)," timpal Anshori.
Menurut Anshori, setelah Abu Musa pergi ke Suriah, dirinya lah yang menjadi pimpinan pusat JAD. Namun, dia mengaku tak tahu bila Aman masuk dalam struktur JAD. Yang pasti kata Anshori, pihaknya selalu berkonsultasi dengan Aman.
"Ya beliau sebagai guru, sebagai ustaz. Sebagai rujukan dalam beberapa ilmu," tuturnya.
(wis/gil)