Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini tepat satu tahun pasca peristiwa penyiraman dengan menggunakan air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Setelah satu tahun pasca peristiwa yang menyebabkan mata bagian kiri Novel sulit melihat itu, pihak kepolisian belum juga mampu mengusut tuntas kasus ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merupakan keluarga dari Novel menyebut kejadian yang menimpa Novel itu memang tergolong unik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dia tak ingin banyak berkomentar terkait pengusutan kasus penyiraman air keras itu. Termasuk menjelaskan detail maksud dari tergolong unik itu.
"Ini memang kejadian yang agak unik, terkait itu (kasus) saya sebagai keluarga hanya bisa berkomentar terkait kesehatannya saja, soal
recovery," kata Anies, Rabu (11/4).
Dia pun berharap agar proses pemulihan mata kiri yang telah berulang kali menjalani operasi ini bisa segera tuntas.
"Jadi ya kami berharap pemulihan mata segera tuntas, kita keluarga mendoakan supaya cepat bisa beraktivitas seperti semula," katanya.
Pada 11 April 2017 lalu mata kiri Novel Baswedan disiram air keras oleh irang tak dikenal sepulang dia menjalankan salat subuh di dekat rumahnya.
Novel kemudian menjalani perawatan di Singapura selama kurang lebih sembilan bulan. Pemerintah dan pihak kepolisian dalam perjalanannya mengaku terus berupaya mengusut kasus Novel ini hingga tuntas. Namun, hingga menjelang satu tahun pasca kejadian kasus ini pun belum juga mendapat titik terang.
(osc)