Jakarta, CNN Indonesia -- Tantangan yang dilayangkan mantan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya
Rizal Ramli kepada Menteri Keuangan
Sri Mulyani didukung oleh Pengurus Pusat
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Ketua PP KAMMI bidang kebijakan publik, Abdussalam mengatakan pihaknya akan segera memfasilitasi adu debat soal utang luar negeri Indonesia dalam sebuah forum.
"Kami dengan senang hati akan mempertemukan Sri Mulyani dan Rizal Ramli untuk saling buka data dan berargumen secara sehat lewat forum terbuka," kata Abdussalam dalam keterangan tertulis, Jumat (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Abdussalam, pihaknya akan menggelar seminar terbuka itu pada akhir bulan April atau awal Mei untuk mencari solusi atas kemelut soal data utang negara yang sedang ramai diperbincangkan publik.
PP KAMMI, imbuh dia, berharap agar para politikus dan pejabat di negeri ini bisa saling mengisi dan mengingatkan jika memang ada yang salah dalam pengelolaan negara.
"Soal utang negara yang sudah diatas Rp4.000 triliun, PP KAMMI menilai jika tidak diingatkan akan terus bertambah," ujarnya.
Sebelumnya, Rizal Ramli mengaku siap gelar debat terbuka terkait utang luar negeri dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Ini asyik, saya siap dan tolong diatur debat terbuka RR versus SMI," kata Rizal kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (26/4).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga mengaku siap jika adu argumen data dengan Sri Mulyani disiarkan secara langsung.
"Atur debatnya di CNN Indonesia TV, secara live," kata Rizal.
Persoalan utang luar negeri Indonesia yang diklaim telah mencapai Rp4.000 triliun menjadi amunisi bagi kelompok oposisi untuk mengkritik Pemerintah.
Presiden Joko Widodo mempersilakan para politikus oposisi untuk beradu argumen soal utang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Soal utang, saat kita dilantik [sebagai Presiden pada Oktober 2014], utang itu sudah Rp2 ribu triliun, bunganya kurang lebih 250-an triliun. Dihitung saja angkanya," ujar Jokowi dalam Mata Najwa 'Eksklusif: Kartu Politik Jokowi yang ditayangkan di Trans 7, Rabu (25/4).
Satu hal yang pasti, kata Jokowi, pemerintah akan menyimpan dana dari utang luar negeri itu pada bidang-bidang yang produktif dan memberikan keuntungan bagi negara.
"Jangan itu pinjaman itu dipakai untuk hal-hal yang konsumtif seperti subsidi BBM. Itu yang tidak baik," katanya.
Jokowi pun mempersilakan orang-orang yang ingin mengkritik untuk beradu argumen dengan ekonom makro yang memiliki data angka jelas, termasuk dengan Sri Mulyani.
"Silakan, silakan, saling beradu argumen dengan menteri keuangan yang juga memiliki angka-angka," ujar Jokowi.
(dal)