Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Bachtiar Nasir menyesali kerusuhan di Rutan
Mako Brimob yang menyebabkan lima polisi dan satu narapidana terorisme tewas.
Dia menyebut Islam tidak menghendaki aksi terorisme dan radikalisme yang dilakukan oleh narapidana teroris dalam kerusuhan Mako Brimbob itu.
"Ini sangat menyedihkan sekali, Islam tentu tidak menghendaki adanya radikalisme," Bachtiar dalam aksi 115 Bela Palestina, di Monas, Jumat (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya Islam adalah agama yang anti pembunuhan. Tindakan yang dilakukan para narapidana teroris di Mako Brimbob jelas tidak mencerminkan hal tersebut. Dia pun mendoakan semua korban tewas mendapat rahmat dan pengampunan.
"Mudah-mudahan semua yang menjadi korban itu mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT," ucapnya.
Kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob dinyatakan selesai setelah 36 jam berlangsung. Namun hingga hari ini polisi masih melakukan penjagaan pascakerusuhan tersebut.
Sebanyak lima orang anggota polri dan satu napi teroris tewas. Kamis (10/5) sekitar pukul 07.15 WIB, para narapidana menyerahkan diri dan langsung dibawa ke Nusakambangan.
Korban dari pihak polisi itu yakni Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy Nugroho, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Sementara dari pihak napi teroris yang tewas, yakni Beni Samsutrisno.
(osc/pmg)