Gerindra: Jangan Tertipu dengan Politisi Bergaya Milenial

Feri Agus | CNN Indonesia
Rabu, 15 Agu 2018 02:07 WIB
Politikus Partai Gerindra Anggawira mengingatkan kepada para pemilih pemula menelusuri rekam jejak para politisi bergaya milenial.
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat deklarasi capres dan cawapres pemilu 2019. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Gerindra Anggawira mengingatkan kepada para generasi milenial atau pemilih pemula dalam Pemilu 2019 agar tak terkecoh dengan politisi bergaya milenial.

Ia meminta para pemilih pemula menelusuri rekam jejak para politisi bergaya milenial tersebut.

"Kita masuk dalam konteks pilpres dan pileg, tantangannya memang tadi saya bilang jangan terkecoh oleh yang sok-sok milenial, tapi program enggak milenial," kata Anggawira di Jakarta, Selasa (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Anggawira mengatakan generasi milenial yang akan menggunakan hak pilihnya pertama kali pada pemilu 2019 ini harus bisa menentukan sikap dan pilihan dengan melihat latar belakang para politisi, baik yang maju sebagai calon anggota legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden.

"Sebenarnya informasi yang kita dapat ini berlimpah, hanya tinggal kita mau memverifikasi atau tidak," ujarnya.

"Tantangan bagi generasi muda saat ini, bagaimana informasi berlimpah ini bisa diambil dan juga bisa dielaborasi menjadi suatu kekuatan," kata Anggawira melanjutkan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam terdapat sekitar 196 juta pemilih pada DP4 (Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu) untuk Pemilu 2019 nanti.


Dari jumlah itu, 7,4 persen di antaranya atau sekitar 26 juta pemilih merupakan generasi muda yang memiliki hak pilih untuk pertama kalinya.

Sementara itu, Direktur Jenggala Centre Syamsudin Radjab mengatakan generasi milenial kurang mendapat pendidikan politik dari partai politik. Kondisi tersebut, kata Syamsudin yang membuat mereka mudah dipengaruhi oleh tokoh politik bergaya milenial namun kebijakannya bertolak belakang.

"Jangan tertipu dia pakai 'sneakers', atau dia pakai apa. Tetapi harus membuktikan dengan kebijakan yang konkret, jelas untuk kepentingan generasi pemilih pemula," kata Syamsudin.

Menurut Syamsudin, generasi milenial ini identik dengan kebebasan, anti-status quo, serta akrab dengan perkembangan teknologi. Mereka, kata Syamsudin cukup mengikuti perkembangan informasi melalui ponsel yang mereka miliki.


Syamsudin mengatakan melihat jumlah pemilih pemula pada Pemilu 2019 yang mencapai sekitar 26 juta itu, para politikus muda dari masing-masing partai bisa memanfaatkan kondisi tersebut.

Menurutnya, para politikus muda bisa mempromosikan partainya maupun calon presiden dan wakil presiden 2019-2024 kepada generasi milenial dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Jadi ruang demokratis milenialis itu sangat terbuka untuk dipengaruhi oleh partai politik dan para calon," ujarnya.

Syamsudin menyebut bila para pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berlaga dalam Pilpres 2019 membentuk tim sukses yang fokus pada generasi milenial atau pemilih pemula, mereka akan mendapat suara yang luar biasa.

"Belum lagi emak-emak ini, ini powernya secara politik tidak bisa kita abaikan. Karena sangat bisa memberi pengaruh pada suaminya, ke anaknya dan seterusnya," kata dia.
(pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER