Jakarta, CNN Indonesia --
Lapak para pedagang ikan hias berjejer di atas trotoar di samping City Plaza Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (17/10). Dari sekitar lima meter lebar trotoar, para pedagang memakai dua meter di antaranya.
Pantauan
CNNIndonesia.com, para penjual ikan itu terlihat ramai dikunjungi pembeli. Sesekali, para pedagang menyiramkan air ke trotoar.
Setidaknya ada sekitar 15 pedagang yang hari ini berjualan di atas trotoar. Tak jauh dari trotoar ada gang yang menuju ke arah gardu PLN. Di dalamnya. masih banyak pedagang yang menjual jenis hewan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lilik, salah satu pedagang ikan hias di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, mengakui sempat ada penertiban oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap deretan lapak itu, sekitar dua pekan lalu. Namun, kebanyakan tidak berjualan di hari-H penggusuran.
"Iya, kemarin sempat ada [yang kena penggusuran], tapi enggak tahu soalnya enggak dagang," kata dia, di lokasi, Rabu (17/10).
Ia, yang mengaku sudah berjualan ikan hias, siput, dan bintang laut di Pasar Jatinegara selama lebih 15 tahun itu, menyebut selama ini pemerintah belum menginformasikan soal rencana relokasi.
 Pejalan kaki melintasi deretan lapak PKL di dekat Pasar Jatinegara, Jaktim, Rabu (17/10). ( CNN Indonesia/Ciputri Hutabarat) |
Kalau pun direlokasi, Lilik menyarankan agar pemerintah membuat bangunan baru dan layak di sekitar Jatinegara.
"Kan orang sudah tahu ini pasar ikan hias. Dari mana-mana juga datangnya ke sini. Kalau di lain tempat nanti sepi," ujar dia.
Lilik juga mengaku kerap menyetor uang kebersihan kepada oknum masyarakat. Namun, pemberian uang itu jumlah dan waktu setorannya tidak menentu.
"Ya kadang-kadang Rp2 ribu per hari atau Rp10 ribu. Enggak menentu [harinya] tergantung yang datang aja," ujar dia.
Senada, Tomi, pedagang ikan hias lainnya, juga mengaku ada penggusuran di lokasi pasar ikan hias di Jatinegara. Usai penggusuran itu, ia tak berdagang hingga dua hari.
"Ya saya mecah tabungan dua hari [karena enggak dagang]," ujar dia.
 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai apel besar rotasi Satpol PP di Monas, Jakarta, Jumat (29/12/2017). ( Dok. Pemprov DKI Jakarta) |
Dia pun enggan dipindah jika pemerintah menyiapkan tempat yang baru. Dia memprediksi tempat pilihan pemerintah bakal sepi dari pengunjung.
"Siapa yang mau ke sono? Sepi. Mendingan di sini rame," tutur dia.
Informasi
Tomi mengaku pedagang ikan hias punya jaringan informasi soal penertiban. Yang terkena penertiban biasanya ialah mereka yang memilih berdagang di hari penertiban itu.
Sementara, Lilik mengaku tidak mendapat informasi pasti jumlah pedagang yang terjaring. Pihaknya hanya memilih untuk tidak berjualan saat itu.
"Kita ramean enggak dagang. Enggak dikasih tahu [mau digusur], tapi ya supaya aman aja waktu itu," ucapnya.
Sebelumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengungkapkan ada 91 titik penggusuran selama Pemprov DKI Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan.
Lokasi penggusuran paling banyak terjadi di Jakarta Selatan, dengan 23 titik, yang terdiri dari 12 hunian dan 11 unit usaha. Setelah itu, Jakarta Pusat dengan 22 titik, yang terdiri dari tiga hunian dan 19 unit usaha; Jakarta Utara dan Jakarta Barat 12 titik; dan Jakarta Timur 10 titik.
 Razia PKL di Jatinegara oleh Satuan Polisi P Praja, beberapa waktu lalu. ( CNN Indonesia TV) |
Saat dimintai tanggapan soal data LBH Jakarta tersebut, Anies justru berbalik bertanya kepada para wartawan.
"Anda selama ini pernah nulis enggak ada penggusuran? Anda cek ya," kata dia, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (16/10).
(ctr/arh)