Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok (52) adalah kawan dekat kontroversi. Sebelum memicu rangkaian
demonstrasi besar dan menjalani dua tahun kurungan akibat kasus
penodaan agama, ia menjalani petualangan politik yang kental dengan konflik. 'Mulut'-nya kadang dinilai jadi biang kekisruhan.
Namun tak jarang, pria keturunan Tionghoa itu dinilai punya prestasi dan komitmen pada transparansi dalam pemerintahan. Kontroversi bahkan intrik, sudah menemaninya sejak ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik.
Pada mulanya, Ahok mendirikan perusahaan kontraktor pertambangan timah PT Nurinda Ekapersada yang kelak menjadi Gravel Pack Sand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1992, Ahok 'dikerjai' oknum pejabat hingga perusahaannya ditutup. Sejak saat itu ia berencana 'balas dendam' dengan terjun ke politik dan membasmi oknum-oknum nakal di pemerintahan.
"Cari se-Indonesia pengusaha se-
gendheng saya, susah. Bisa hitungan jari. Saya jadi pejabat juga karena berantem sama pejabat lain. Pabrik saya yang untung US$150 ribu harus ditutup karena gengsi saya sama pejabat yang bilang, 'Pabrik Anda ditentukan nasibnya oleh saya, Anda terlalu sombong'," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, 4 Maret 2013, dikutip dari
detik.com.
Ahok akhirnya terjun ke politik pada 2003 saat bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Tahun berikutnya, ia maju sebagai calon anggota DPRD Belitung Timur. Pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 itu pun lolos.
Saat menjabat anggota dewan, Ahok mencuri perhatian masyarakat dengan menolak pemberian Surat Perintah Perjalanan Daerah (SPPD) fiktif seperti kebanyakan oknum anggota dewan lainnya.
Ahok lebih memilih turun langsung ke masyarakat dibanding melakukan kunjungan kerja biasa. Akhirnya, Ahok mendapat simpati masyarakat dan didorong maju di Pilkada Belitung Timur 2005.
Ahok pun jadi Bupati Belitung pertama yang terpilih dalam pilkada langsung. Ia pun melakukan sejumlah gebrakan dengan sering turun ke masyarakat, membagikan nomor telepon pribadi, melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainnya.
Berkat pencapaiannya itu, Ahok didorong untuk maju di Pemilu Gubernur Bangka Belitung pada 2007. Namun, lulusan Teknik Geologi Universitas Trisakti itu keok.
Kegagalan itu tidak menghentikan Ahok. Dia melanjutkan petualangannya lewat Partai Golkar dan maju di Pemilu 2009 sebagai calon anggota DPR RI. Ahok pun menang dan menduduki kursi di Komisi II DPR RI.
Anak dari IndraTjahaja Purnama itu terkenal dengan sikap ceplas-ceplosnya saat duduk di Senayan. Ia pun dikenal sebagai dewan yang menjunjung transparansi. Salah satu buktinya adalah selalumengunggah kegiatan dan laporan keuangannya ke situs
ahok.org. Situs itu bahkan dipakai hingga saat ini.
 Warga Jakarta mengenakan topeng Ahok mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam isu dugaan korupsi di DPRD DKI, 2015. (Safir Makki) |
Petualangan di DKIKiprah Ahok naik ke level selanjutnya saat ikut dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu ia maju sebagai calon wakil gubernur dari Joko Widodo.
Duet itu diusung oleh Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto dan PDIP serta digawangi oleh Megawati Soekarnoputri. Pasangan baru ini pun menaklukan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan raihan suara pada putaran kedua Pilkada DKI 53,82 persen suara berbanding 46,18 persen.
Setelah menjabat, Ahok dikenal publik Jakarta sebagai sosok yang tegas dan meledak-ledak, melengkapi sosok Jokowi yang tenang. Kontroversi kembali hadir saat Ahok hengkang dari Partai Gerindra yang mengusungnya. Isu konsistensi partai kepada konstitusi jadi alasannya. Saat itu Gerindra dikabarkan mendukung rencana pemilihan kepala daerah dikembalikan ke DPRD.
"Dari awal saya bilang saya enggak pernah loyal sama partai yang tidak sesuai dengan konstitusi. Kalau Gerindra punya pandangan konstitusi tentang pilkada lewat DPRD, kenapa waktu menarik saya dari Golkar mengatakan kita perjuangkan pilihan rakyat?" kata Ahok di Balai Kota Jakarta, 9 September 2014, seperti dikutip
detikcom.
Tak lama, Ahok naik jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah Jokowi terpilih di Pemilu Presiden 2014. Karena ketegasannya kepada siapapun, Ahok disamakan oleh beberapa pihak dengan sosok Gubernur DKI Jakarta ketujuh Ali Sadikin.
Salah satu kebijakannya yang terkenal adalah menggusur pusat prostitusi di Kalijodo. Ahok menyulapnya menjadi ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).
 Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI hasil Pilkada 2012, Jokowi-Ahok. (AFP PHOTO / BAY ISMOYO) |
Dia juga pernah menggoyang DPRD DKI Jakarta dengan menghapus anggaran pokok pikiran di APBD 2015. Anggaran senilai Rp8,8 triliun itu dicoret lantaran berpotensi menjadi celah korupsi. Pertengkaran Ahok dan DPRD pun tak terhindarkan.
Pada 2015, Ahok memperuncing hubungan dengan DPRD dengan mempermasalahkan dana siluman di APBD DKI sejak tahun 2013. Ia menemukan kejanggalan dalam pengadaan
Uninterruptible Power Supply (UPS) dan melaporkannya.
Bareskrim Polri pun menangani kasus tersebut. Salah satu tokoh yang lantang menentang Ahok adalah anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
Karier politik Ahok memasuki jalan terjal saat ia hendak maju di periode kedua. Pada Pilkada DKI 2017, Ahok yang maju bersama Djarot Syaiful Hidayat harus mengakui kekalahan dari Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Kekalahan ini menyusul kasus penodaan agama yang menyeretnya. Lagi-lagi, semuanya bermula dari mulut. Pada 27 September 2016, Ahok sempat menyinggung ayat Alquran soal kepemimpinan saat menjelaskan program pembibitan ikan di depan warga Kepulauan Seribu.
"Jadi, enggak usah berpikiran, 'Ah nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar'. Enggak, saya masih sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya karena dibohongi pakai surat Al-Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak bapak ibu. Jadi, kalau bapak ibu merasa enggak bisa pilih nih, kalau enggak nanti saya masuk neraka karena dibodohi. Enggak apa-apa. Karena ini panggilan pribadi bapak ibu. Program ini (budidaya ikan) jalan saja," tutur Ahok.
 Ratusan ribu peserta aksi gerakan 212 berkumpul di sektar Monas, Jakarta, menentang kasus penodaan agama oleh Ahok, Jumat, 2 Desember 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Pernyataan itu memicu amarah publik. Serangkaian aksi demonstrasi gerakan 212 alias Aksi Bela Islam dilakukan untuk mendesak penangkapan Ahok.
Akhirnya pada 16 Oktober 2016, kepolisian menetapkan Ahok sebagai tersangka penodaan agama. Lalu pada pada 9 Mei 2017, Pengadilan Negeri Jakarta Utara memutus Ahok bersalah melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama. Ia divonis dua tahun. Rumah Tahanan Mako Brimob jadi tempat Ahok menjalani hari-harinya.
Kini, Ahok tinggal menghitung hari untuk bebas dari masa hukuman kasus penodaan agama di Rumah Tahanan Cabang Salemba di Markas Korps Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok, pada 24 Januari. Selepas bebas, ia diisukan akan kembali ke panggung politik Indonesia usai menjalani masa hukumannya. Ia sendiri belum memastikan kebenaran klaim itu.
"Semoga Tuhan memberikan kita damai sejahtera dan keadilan. Salam BTP. Catatan, panggil saya BTP," ucap Ahok dalam sebuah surat yang dibacakan putranya, Nicholas Sean Purnama, 16 Agustus 2018.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana pun berpesan kepada Ahok agar menjaga mulutnya usai bebas dari penjara.
![Petualangan Ahok, Antara Prestasi dan Mulut Harimau [LIPSUS]](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2016/02/19/67927ace-575d-49af-ad9f-a91c9b4e53df.jpg?a=1) Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
"Ya supaya beliau bisa mengubah mulut dan bicaranya. Persoalan itu dari sikap dan perilaku bicara dia," kata Lulung saat dihubungi, Rabu (11/7).
Dan, bersiaplah kembali dengan kontroversi mulut Ahok berikutnya.