
Partai Politik, Demokrasi dan Sejarah Kebencian pada Penjajah
CNN Indonesia | Senin, 15/04/2019 12:04 WIB

Rusli Karim, lewat bukunya Perjalanan Partai Politik di Indonesia menyebut kemunculan organisasi modern dan partai politik di masa silam merupakan sikap dari ketidaksukaan terhadap pemerintah kolonial. Ditambah, masyarakat Indonesia sudah semakin terpelajar.
Menurut dia, tekanan atau represi dari pemerintah kolonial membuat masyarakat pribumi gusar. Namun, tidak serta merta langsung melawan tanpa perencanaan. Nasionalisme menjadi kata kunci.
"Nasionalisme merupakan suatu jawaban terhadap kondisi ekonomi, sosial, yang khusus serta politik yang ditimbulkan oleh situasi kolonial," kata Rusli.
Nasionalisme yang sudah tumbuh dalam benak dimanifestasikan secara konkret dengan membentuk suatu organisasi, termasuk partai politik. Tentu dengan dilandasi untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.
"Dalam rangka membentuk wadah perjuangan yang lebih terencana, sehingga upaya mencapai tujuan bersama dapat berjalan efektif," tutur Rusli.
Semua berawal dari Budi Utomo, organisasi yang didirikan oleh Soetomo dan kawan-kawan terpelajar lainnya di Jakarta pada 20 Mei 1908 silam. Budi Utomo memang bukan partai atau organisasi yang berorientasi politik. Baru sampai pada taraf bertekad memajukan masyarakat dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi.
Meski demikian, Budi Utomo memiliki pengaruh besar. Setelah kemunculannya, berturut-turut berdiri organisasi modern dan partai politik. Budi Utomo menggugah kaum terpelajar, yang selama ini diam, untuk lebih berani bersikap.
Bermacam-macam organisasi dan partai politik bermunculan sejak itu. Sebut saja, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Indische Partij, Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI). Belum lagi Perhimpunan Indonesia yang aktif di negeri Belanda.
Para pemuda semakin banyak yang terlibat dalam diskusi akademik dan politik. Membicarakan kondisi bangsa dan langkah konkret ke depan. Mereka juga terus mengorganisir kekuatan dengan pemahamannya masing-masing.
Meski berbeda, setiap golongan tetap memiliki kesamaan satu sama lain. Rusli Karim menilai karakter partai-partai politik kala itu terbagi menjadi tiga. Mereka umumnya dilandasi oleh agama (Islam dan Nasrani), sosialis (kemudian menjadi komunis), dan nasionalis.
"Yang menjadi benang perekat bagi hampir semua partai di masa lalu itu adalah nasionalisme dan demokrasi," kata Rusli.
Partai Politik di Fase Indonesia Merdeka
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
ARTIKEL TERKAIT

Cegah Pengacau Pemilu, Wiranto Minta Aparat Pasang Mata
Nasional 7 bulan yang lalu
Isi Masa Tenang, Ma'ruf Amin Santai dan Main dengan Cucu
Nasional 7 bulan yang lalu
Mobil Jenazah Diterjunkan Angkut Logistik Pemilu
Nasional 7 bulan yang lalu
Curhat Perlakuan Diskriminatif dan Apatis Politik Kaum LGBT
Nasional 7 bulan yang lalu
Cerita Ahok Nyaris 'Dikerjain' Saat Nyoblos di Osaka
Nasional 7 bulan yang lalu
Riwayat Pemilu, Wajah Buram Orba hingga Titik Balik Reformasi
Nasional 7 bulan yang lalu
BACA JUGA

Tinggal Sehari, 'Musik untuk Republik' Menanti Jokowi
Hiburan • 20 October 2019 06:34
Dunia Musik Terbelah, Alasan 'Musik untuk Republik' Digelar
Hiburan • 19 October 2019 22:42
Ramai #KamiTetapSetiaBersamaPrabowo Jelang Pleno KPU
Teknologi • 30 June 2019 10:29
Pemimpin Dunia di G20 Ucap Selamat Jokowi Menang Pilpres
Internasional • 28 June 2019 15:31
TERPOPULER

Jokowi: Koruptor Dihukum Mati Kalau Masyarakat Berkehendak
Nasional • 1 jam yang lalu
DPR Dukung Khilafah dan Jihad Tetap Ada dalam Pelajaran Agama
Nasional 5 jam yang lalu
Firli Harap Tak Ada Lagi Peringatan Antikorupsi Sedunia
Nasional 2 jam yang lalu