Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes
Polri, Kombes Asep Adi Saputra menyatakan terdapat sembilan orang meninggal dunia dan sekitar 447 orang ditahan usai aksi
kerusuhan 21-22 Mei 2019 silam.
"Sampai hari ini kami mencatat ada sembilan korban meninggal dunia. Dan dari tindakan hukum tanggal 21 dan 22 Mei ini, ada 447 (orang) yang ditahan di Polda Metro Jaya, khususnya," kata Asep saat ditemui di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (12/6).
Asep menjelaskan hingga kini penyelidikan atas penyebab kematian sembilan orang akibat kerusuhan itu masih dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelidikan dilakukan oleh tim investigasi gabungan dari Mabes Polri bersama sejumlah institusi lainnya.
"Salah satu tugas penting dari tim investigasi gabungan ini adalah mencari penyebab dari kesembilan yang meninggal ini," kata dia.
Ia mengakui terdapat sejumlah kendala dalam penyelidikan. Polisi, menurut dia, masih kesulitan mencari bukti dan tempat kejadian perkara (TKP) di mana korban ditemukan tewas akibat luka tembak saat kejadian berlangsung.
"Ini penting sebagai titik awal penyelidikan kita. Di mana kejadiannya, seperti apa, dan saksi-saksinya. Karena ini meninggal dunia karena peluru tajam, maka kami harus mengetahui nanti bagaimana arah tembak, jarak tembak, karena itu olah TKP penting," tambah Asep.
Berkaca pada kondisi tersebut, menurut dia, pihaknya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk menyelidiki penyebab kematian para korban, termasuk dukungan dari masyarakat yang menjadi saksi mata atas peristiwa tersebut.
"Dari masyarakat bisa kasih keterangan-keterangan itu. Intinya tim investigasi gabungan ini sedang berusaha keras untuk menemukan bukti-bukti itu," kata dia.
Tak hanya itu, Asep menyatakan pihak kepolisian sampai saat ini masih menyelidiki kemungkinan kelompok teroris menyusup dalam kericuhan aksi 22 Mei lalu. Salah satunya, kata dia, adalah Ormas Gerakan Rijajul Islam (Garis) Bekasi yang hingga saat ini masih dalam pengembangan oleh pihak kepolisian.
Ormas tersebut akan dimintai keterangan terkait kepemilikan ambulans saat aksi 22 Mei lalu. Ambulans tersebut disebut memuat busur, panah, dan bambu runcing.
"Semua dalam penyelidikan, kelompok mana saja yang terlibat seperti tadi misalnya Garis dan saat ini masih dilakukan pengembangan. Bagaimana dia mempersiapkan sesuatunya itu sampai ke Jakarta," katanya.
(rzr/agi)