Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra menyatakan polisi masih mendalami motif utama yang melatarbelakangi tersangka, mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen, merencanakan pembunuhan empat tokoh nasional.
"Terkait motifnya [Kivlan Zen] itu masih kita dalami," kata Asep saat ditemui di Kompleks Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (12/6).
Kivlan sendiri diduga menjadi sosok yang memberi perintah kepada tersangka yang berinisial HK alias Iwan untuk mencari eksekutor pembunuh empat tokoh nasional Indonesia dan seorang direktur lembaga survei (Wiranto, Budi Gunawan, Luhut Binsar Panjaitan, Gories Mere, dan Yunarto Wijaya).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Asep mengaku pihaknya masih fokus untuk menyelidiki kepemilikan senjata api ilegal yang diperoleh Kivlan.
"Tapi pada proses penyelidikan ini lebih dikonsentrasikan pada kepemilikan senjata ilegal," kata dia.
Sementara itu, untuk kasus rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan seorang direktur lembaga survei, Asep menyatakan ada lima komponen aktor yang diduga terlibat dari mulai perencanaan hingga eksekusi.
Semua itu, sambungnya, masih didalami berdasarkan keterangan termasuk dari delapan orang yang telah ditangkap dan ditetapkan jadi tersangka.
"Jadi ada inisiator, penyedia dana, kemudian yang mengadakan atau mencari senjata api, kemudian yang merencanakan aksi pembunuhan tersebut. Dan terakhir calon eksekutornya," kata Asep.
 Mayjen TNI (purn) Kivlan Zen. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Panggil Eks Anggota Tim MawarSelain itu, Asep menyatakan pihaknya akan memanggil mantan anggota Tim Mawar, Letkol (Purn) Fauka Noor Farid untuk dimintai keterangan terkait peranannya saat kerusuhan 21 dan 22 Mei di Jalan MH Thamrin depan Bawaslu dan sekitarnya.
Ia menyatakan nama Fauka disebut salah satu tersangka peristiwa kerusuhan 22 Mei, M alias Kobra Hercules dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Berdasarkan keterangan saudara C alias Cobra Hercules, itu juga kita akan mendalami keterangan itu. Dan sesegera mungkin memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangan," kata Asep.
Asep menyatakan pemeriksaan sangat diperlukan untuk memperjelas peranan yang dilakukan Fauka ketika kericuhan itu terjadi.
"Sehingga peran dari yang bersangkutan jelas dan bagaimana peran-peran yang lainnya," kata dia.
Fauka sebelumnya dikenal sebagai mantan anggota tim Mawar. Tim kontroversial itu berada di bawah Grup IV Kopassus dan disebutkan bertanggung jawab atas penculikan para aktivis 1998 silam.
(rzr/kid)