Jakarta, CNN Indonesia --
Mabes Polri mengklaim proses investigasi aksi
kerusuhan 21-22 Mei yang dilakukan tim gabungan telah mencapai 90 persen.
"Penanganan hasil tim investigasi gabungan hampir 90 persen, semua dilakukan secara komprehensif. Namun masih menunggu hasil lengkap," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (2/7).
Namun, Dedi belum bisa mengungkapkan temuan apa saja yang telah didapatkan tim investigasi. Ia hanya menyebut dalam hasil investigasi tersebut, tim telah menemukan penyebab kematian sembilan korban tewas hingga soal dugaan pemindahan jasad ketika terjadi penembakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada semuanya, tinggal disampaikan menunggu waktunya," ujar Dedi.
Dedi menuturkan hasil investigasi sementara telah dilaporkan atau disampaikan kepada Kompolnas, Komnas HAM, hingga Ombudsman Republik Indonesia.
"Para pimpinan sudah sepakat, hasil investigasi (sementara) gabungan telah diekspose ke Kompolnas, Ombudsman dan dua kali ekspose ke Komnas HAM. Ada berbagai masukan dari masing-masing lembaga dan ditindaklanjuti oleh tim gabungan," tuturnya.
Nantinya, kata Dedi, jika masih ada masukan ataupun kekurangan terkait hasil investigasi tersebut, tim gabungan akan kembali melakukan pendalaman.
Dedi mengatakan tim investigasi Polri sebenarnya telah siap untuk menyampaikan hasil investigasi yang dilakukan. Namun, lanjutnya, tiga lembaga lainnya memiliki prosedur yang berbeda sehingga masih perlu menunggu kesepakatan waktu.
"Apabila dari ORI sudah selesai, dari Kompolnas sudah selesai, kemudian dari Komnas HAM juga udah selesai melakukan investigasi baru nanti tim gabungan merilis," ucap Dedi.
Polisi sebelumnya telah menetapkan 447 tersangka dalam aksi kerusuhan 21-22 Mei. Sebagian besar tersangka disebut berperan sebagai koordinator lapangan. Dedi mengatakan pihaknya masih mendalami peran ratusan orang tersebut. Polisi pun membaginya menjadi dua bagian.
Bagian pertama atau disebut lapisan 1-2 merupakan aktor intelektual dan penyandang dana. Bagian kedua atau lapisan 3-4 merupakan pelaku kerusuhan dan koordinator lapangan. Kemudian, hasil autopsi Mabes Polri memastikan empat dari sembilan korban jiwa dalam aksi kerusuhan 22 Mei meninggal akibat terkena peluru tajam.
Polisi juga telah melakukan uji balistik terhadap proyektil yang ditemukan pada tubuh korban tewas. Hasilnya, ditemukan dua jenis proyektil yakni berukuran 5.56mm dan 9mm. Namun, untuk jenis senjata yang digunakan masih dilakukan pendalaman.
(dis/kid)