Rayuan Hijrah ke Negeri Khilafah

Gilang Fauzi, Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jul 2019 08:40 WIB
Niatan hijrah untuk bangkit dari kesengsaraan ekonomi malah berujung tragedi bagi Febri (25) dan 17 WNI dalam perburuan di jantung konflik perang saudara Suriah
Kuburan massal korban ISIS di Sinjar. (Reuters/ Ari Jalal)

Waktu berlalu dan Febri semakin limbung. Dia bertahan hidup dengan pekerjaan tak menentu, sementara kabar dari keluarganya tak pernah sampai ke telinga.

Di tengah frustrasi, Febri mulai mencari tahu geliat perkembangan informasi tentang ISIS di Suriah melalui internet.

Sepanjang penelusurannya di situs-situs pro ISIS, Febri mendapati betapa kelompok militan yang berniat mendirikan negara Islam itu telah mengalami kemajuan pesat.

Febri takjub saat mengetahui fasilitas yang ada di basis kelompok ISIS sudah sangat memadai. Galeri foto dan video di situs-situs pro ISIS menunjukkan sebuah peradaban mandiri dengan tata kelola permukiman yang modern.

"Sejak itu saya mulai meyakinkan diri kalau apa yang dikatakan keluarga saya itu benar," ujar Febri.

Rayuan Hijrah ke Negeri Khilafah


Harapan Febri berkumpul dengan keluarga di ISIS terkabul setelah tanpa kesengajaan bertemu seorang mantan karyawan yang pernah bekerja di salah satu perusahaan pamannya --yang bangkrut sepeninggal ke Suriah.

Orang itu mengajak Febri untuk menyusul keluarganya dan siap memodali ongkos berangkat ke Suriah.

"Saya ditawari, masih mau tetap di sini atau ikut ke sana," kata dia.


Tak pikir panjang lagi, Febri memilih berangkat. Bersama mantan rekan bisnis pamannya, dia bertolak sebagai turis yang pelesiran ke Turki dengan memanfaatkan musim liburan Idul Adha, pertengahan September 2016.

Setibanya di Istanbul, Turki, Febri mesti menunggu lima hari untuk diperbolehkan masuk ke Provinsi Hatay yang berbatasan langsung dengan wilayah Allepo, Suriah.

Dia harus menempuh jalur darat dengan menggunakan bus carteran untuk menuju wilayah perbatasan Turki-Suriah. "Ada sekitar 50 orang dalam satu bus itu. Dari Eropa segala macam," kata Febri.

Saat itu bukan sekadar jarak tempuh lebih dari 1.000 kilometer yang harus dilalui Febri dari jantung kota Turki ke wilayah perbatasan Suriah. Kelak Febri memaknai perjalanan bus itu telah mengantarnya menembus dunia yang lebih mengejutkan dari yang pernah dia bayangkan.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan Berliku Menuju Raqqa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5 6
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER