Keluarga Febri sudah setahun diam-diam mengontak pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suriah di Damaskus agar membantu mengeluarkan mereka dari Raqqa.
Namun pemerintah Indonesia tak bisa mengambil risiko mengirim orang ke wilayah konflik. Keluarga Febri disarankan terlebih dulu menjauh dari Raqqa hingga batas aman sebelum dijemput oleh pihak KBRI.
Hingga Febri datang, rombongan keluarga itu tak pernah berhasil kabur dari Raqqa.
Keluarga Febri belakangan disarankan warga untuk sesegera mungkin keluar dari markas ISIS dan menyerahkan diri ke pihak Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di perbatasan bagian utara Raqqa. Itu jadi satu-satunya cara bagi mereka keluar dari cengkeraman kontrol ISIS.
SDF adalah faksi kelompok oposisi pemerintahan Suriah yang mendapat dukungan dari negara Barat terutama Amerika Serikat. ISIS saat kedatangan Febri dalam kondisi tertekan oleh gempuran mereka.
![]() |
Kegentingan itu membuat pasukan ISIS berfokus merekrut pemuda yang bisa 'dipaksa' jadi prajurit tempur, ketimbang mengurusi orang yang (pura-pura) sakit semacam Febri.
Kegentingan itu pula yang membuat keluarga Febri memantapkan tekad untuk tak lagi berlama-lama hidup trauma di jantung konflik perang, namun juga dengan konsekuensi nyawa jadi taruhan.
"Keluar dari sana itu susah. Kalau tertangkap, bisa dibunuh semua," kata Febri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekuatan ISIS di Raqqa semakin terkikis menyusul kekalahan mereka di Kota Tua Mosul Irak. Basis pertahanan mereka di Suriah sejak itu dibuat berantakan. Sejumlah pasukan berpencar dan menarik diri ke persembunyian di wilayah timur dan barat daya Suriah.
Bersamaan dengan kekacauan itu, momentum yang dinanti keluarga Febri tiba. Suatu hari pada pertengahan 2017, penduduk yang amanah memenuhi janjinya mengantar mereka keluar dari Raqqa.
![]() |
Teror tak cuma membayangi jejak pelarian yang mereka tapak, karena setiap langkah yang dipijak semakin mendekatkan mereka ke arah pasukan SDF. Sebab bagaimanapun, keluarga Febri saat itu menyandang status simpatisan ISIS.
Setidaknya pelarian keluarga Febri berjalan lancar sampai sederet peluru menyasar ke arah mereka.
"Kami ditembaki SDF. Kami dikira musuh," ujar Febri.
Berlanjut ke halaman berikutnya...
![]() |