Parfum Beraroma Tak Sedap dari Gang Sekretaris

CNN Indonesia
Rabu, 09 Okt 2019 10:20 WIB
Ratusan warga Gang Sekretaris, Tanjung Duren tak memiliki septic tank. Warga mengalirkan saluran pembuangan ke Kali Sekretaris. Akibatnya kali menjadi bau.
Kali kecil di Gang Sekretaris I, Tanjung Duren menimbulkan bau tak sedap. (CNN Indonesia/Feybien Ramayanti).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bau dari Kali Sekretaris, Tanjung Duren, Jakarta Barat menyengat. Aromanya tak sedap. Namun, bau itu tak menganggu lima emak-emak yang sedang berkumpul di gang itu.

Roma (45), Baidah (37), Wulan (21), Mini (34), dan Asi (30) justru asyik ngerumpi. Di depan kali sekretaris itu mereka tinggal. Mereka bertetangga selama bertahun-tahun. Kontrakan mereka persis berhadapan dengan Kali Sekretaris.

Bau di Kali Sekretaris berasal dari tinja warga. Ketiadaan septic tank membuat warga buang air besar ke Kali itu. Warga memang sudah memiliki jamban umum, tapi jamban mereka tak dilengkapi dengan septic tank. Kotoran pun langsung dibuang ke Kali melalui saluran berupa pipa paralon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata mereka, bau menyengat itu sudah biasa.

"Mungkin kami sudah tak punya hidung," kata Mini kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/10).

"Kalau baru ke sini, siapapun pasti geli, tutup hidung. Baunya pertama-tama memang nyengat," ujar Roma menimpali.
Roma bercerita, awal-awal mengontrak rumah di sana, bau kali mengganggunya. Tapi lama-lama terbiasa. Roma ingat betul ketika keluarganya datang dari kampung untuk menginap di rumahnya.

Ketika itu, ibunya heran dan sempat protes. Bahkan bertanya, kok bisa Roma dan tetangganya hidup berdampingan dengan kali yang mengeluarkan bau sangat menyengat.

"Aku bilang saja, 'mak itu sudah bagaikan parfum buat kami'. Sudah biasa," kata dia.

Sebagai ibu rumah tangga, Roma dan emak-emak lainnya berkegiatan seperti biasa. Ada juga yang memasak, mencuci, dan makan di depan Kali. Bahkan ngerujak bersama tetangga dilakukan di depan kontrakan, menghadap ke kali.

Tak cuma itu, teras semipermanen yang dibangun dari kayu ini juga jadi tempat parkir motor. Di atasnya melintang sejumlah kayu maupun bambu sebagai tempat menjemur pakaian.

Baidah mengatakan perkara tidak ada septic tank sehingga saluran pembuangan air warga mengalir langsung ke kali sudah berlangsung sejak lama. Baidah mengaku sudah tujuh tahun tinggal di kontrakannya bersama kedua anak dan suami. 
[Gambas:Video CNN]
Rata-rata di kontrakan yang terletak di dekat kali itu ditinggali empat sampai lima anggota keluarga. Ukuran kontrakan bervariasi, tapi kebanyakan tak lebih dari 2 x 3 meter. Tarif per bulannya, kata Baidah Rp400 ribu.

Menurut Baidah, warga sudah tak mempermasalahkan bau tak sedap. Mereka justru lebih mempermasalahkan banjir atau insiden anak kecil suka tercebur ke dalam kali.

"Anak-anak kan masih kecil, suka kecebur. Banyak korban ini. Sampai sakit berapa hari tuh anak-anak," kata Baidah.

Tak hanya anak-anak. Roma juga punya pengalaman yang dianggapnya lucu. Saat itu ia sedang memarkirkan motor di atas teras semi permanen yang dibuat di atas kali.

Tak sadar ketika memundurkan motor, ia malah tercebur ke dalam kali bersama motornya.

Banjir dan Septic Tank

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER