Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol
Agus Andrianto menyebut ada indikasi pelaku usaha yang membuang
bangkai babi yang terinfeksi
hog cholera itu ke sungai dan jalan.
"Tadi penyidik juga sudah menyampaikan bahwa ada indikasi pelaku usaha yang membuang babi yang mati (ke sungai dan jalan) karena wabah itu. Mudah-mudahan akan diproses dalam waktu dekat," ujarnya, di Medan, Rabu (4/12).
Kapolda menambahkan pihaknya akan memproses para pelaku usaha yang terbukti membuang ratusan bangkai babi sembarangan.
"Jadi jangan hanya pelaku yang membuang saja, tapi harapannya kepada siapa pelaku usahanya juga akan kita proses," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi mengaku sempat mengamankan seorang pria yang mencoba membuang tiga ekor bangkai babi ke sungai.
[Gambas:Video CNN]"Pelaku mengaku bangkai babi itu merupakan ternaknya yang mati akibat virus itu," paparnya.
Pihaknya pun terus melakukan patroli untuk mencegah pembuangan bangkai babi secara sembarangan. Selain itu, polisi bersama instansi terkait telah mendatangi 150 peternak di Tebingtinggi dan mengimbau agar tidak membuang babi milik mereka secara sembarangan.
"Jika dibuang sembatangan tentu ada sanksi pidana. Tapi masih saja ada yang mencoba membuang bangkai babi begitu saja. Makanya kita juga masih melakukan patroli," tegasnya.
Seperti diketahui, virus
hog cholera atau kolera babi sudah menyebar ke 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara yakni Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir, Langkat, Tebing Tinggi, Siantar, Simalungun, dan Pakpak Bharat.
Tercatat lebih dari 10.298 babi yang mati. Sementara itu, populasi babi di Sumut menurut data terakhir Kementerian Pertanian ada 1.277.471 ekor. Hingga saat ini, masih saja ditemukan bangkai babi yang dibuang sembarangan ke sungai dan jalan.
(fnr/arh)